BNPB menyatakan, banjir bandang disertai tanah longsor yang menerjang NTT kali ini merupakan bencana alam yang paling parah, setidaknya pada 10 tahun terakhir ini, dan kemungkinan dalam beberapa dekade. “Mungkin ini dampak yang paling besar sejak dulu, tapi (paling tidak) pada satu dekade ini,” kata Raditya Jati, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, dalam telekonferensi pers, Rabu (7/4/2021).
Setidaknya 12 kabupaten-kota di NTT terdampak bencananya, mulai dari Kabupaten Sumba Barat, Sumba Timur, Kabupaten Ngada, Ende, Flores Timur (termasuk Pulau Adonara), Kabupaten Pulau Lembata, Kabupaten Kepulauan Alor, dan Kabupaten Rore Ndao. Di Pulau Timor (Indonesia) yang terdampak adalah Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Malaka. dan Kepulauan Sawu. Masing-masing dengan level kerusakan yang berbeda. Yang terparah ialah Flores Timur, Lembata, serta Kepulauan Alor.
Sampai Rabu sore (7/4/2021), BNPB mencatat, siklon tropis itu telah mengakibatkan jatuhnya 128 korban jiwa dan 78 lainnya masih dinyatakan hilang. Semua data itu diperoleh dari tiga daerah terparah, yakni Flores Timur, Lembata,dan Kepulauan Alor. Secara keseluruhan 688 rumah warga yang rusak berat atau hancur, dan 24 fasilitas umum yang mengalami nasib serupa. Ratusan perahu nelayan rusak akibat dihempas ke pantai. Sekitar 8.400 orang harusberada di pengungsian.
Kota Kupang sempat lumpuh pada Minggu (4/4/2021), setelah hujan angin selama hampir 10 jam melanda, menyebabkan pohon-pohon peneduh jalan ambruk atau somplak di sebagian cabangnya. Listrik padam di  sebagian kota disertai genangan air di sejumlah ruas jalan. Hari itu tercatat, curah hujan di Kupang 241 mm. Baru sore hari suasana kota beranjak normal.
- Endipat Wijaya: Provokator Ingin Ganggu Stabilitas Bangsa, PPN 12 Persen Hanya untuk Barang Mewah!
- Polda Kepri Gelar Upacara Peringatan Hari Ibu ke-96
- Konflik Pulau Rempang: DPR Desak BP Batam dan Pemkot Batam Bertanggung Jawab
Namun, gambaran tentang dahsyatnya amukan badai Siklon Tropis Seroja itu terlihat di Darmaga II Pelabuhan Dolok Kupang. Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Jatra 1, yang dioperasikan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Kupang itu, tampak teronggok miring. Sebagian badan kapal yang berukuran panjang 88 meter dan lebar 16 meter itu terangkat melesak di beton darmaga, sebagian yang lain terendam. Air laut masuk ke lambungnya yang bocor. Semua awak kapal selamat.
Sejak sehari sebelumnya, syahbandar telah menutup pelabuhan. Datangnya badai telah diantisipasi. badan KMP Jatra II pun terikat erat ke dermaga agar aman. Namun, ternyata kekuatan badai telah membentur-benturkan tubuhnya ke dermaga hingga lambungnya koyak. Pada saat yang sama, KMP Namparnos memilih lego jangkar di selat selebar 3 km di antara Kupang dan Kawasan Wisata Pulau Semau.
Rupanya badai membuat arus selat itu bergolak. KMP Namparnos hanyut terseret dan kandas di Pantai Pulau Kambing, pulau mungil yang berada di antara Pulau Semau dan Kota Kupang. Terjadi kerusakan pada kedua kapal yang melayani pelayaran lokal di NTT itu, namun perbaikan pun akan segera dilakukan.
Empat kecamatan di Pulau Adonara menjadi wilayah terparah akibat siklon tropis ini. Curah hujan, yang tercatat 150 mm di kota Kabupaten Larantuka, membuat delapan desa di pulau itu diterjang banjir bandang. Bahkan, di Desa Lamanele, Kecamatan Ile Bolang, air bah yang datang dini hari itu membawa lumpur tebal yang merendam puluhan rumah warga. Korban jiwa tak terhindarkan.