Polri Apps
banner 728x90
Berita  

Saat Unras, Dua Petinggi Buruh Diangkut ke RSKI Galang tanpa Kejelasan

berita terkini batam
Dalam Foto, Daniel terlihat dibawa ke RSKI . Foto: Owntalk)

Batam, owntalk.co.id – Dua Kordinator Penting Unjuk Rasa Cipta Kerja di gedung DPRD Provinsi Kepulauan Riau pada Kamis (08/10/2020), dipaksa harus menjalankan karantina di RSKI Galang, tanpa alasan yang jelas.

Mereka adalah Syaiful Badri dan Daniel, koordinator buruh dalam agenda penolakkan RUU Cipta kerja yang digelar di Tanjung Pinang.

Syaiful, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Daerah Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronik dan Mesin Serikat Pekerja Seluruh Indonesia ( FSP LEM -SPSI) Provinsi Kepri ini, menceritakan kronologis bermula saat dia dan massa sedang menyampaikan aspirasinya di depan kantor DPRD Kepri.

“Saat itu, saya dan Daniel sebagai SPSI Kota Batam dipanggil untuk masuk ke dalam gedung DPRD. Lalu, disana saya dan koordinator lain disuruh untuk melakukan rapid tes tanpa ada bukti hasil tes kami dinyatakan reaktip,” ceritanya melalui sambungan selulernya.

Syaiful melanjutkan, saat itu terjadi perdebatan cukup alot, karena dia dan koordinator kalo disuruh di sweeb PCAR lainnya menolak.

“Kami harus di tahan seharian untuk lakukan SWAB sebelum meninggalkan Tanjungpinang, atau kami boleh pulang ke Batam, asal kapal yang mengangkut kami langsung menuju ke Galang,” sambungnya.

Setelah melakukan negosiasi yang cukup panjang, akhirnya disepakati, para koordinator ini boleh melakukan SWAB tes di Batam, dengan catatan menggunakan kapal khusus yang telah disediakan dan di pelabuhan Telaga Punggur telah disediakan ambulans untuk mengangkut mereka ke RSKI Galang.

Sesaat setelah sampai di Pelabuhan Telaga Punggur, Kamis (08/10/2020) sore, Syaiful dan Daniel segera dibawa ke RSKI Galang.

Namun, sesampainya disana, Syaiful dan Daniel merasa heran karena pihak terkait disana juga tidak tahu akan ditangani seperti apa mereka disana.

“12 Jam lebih kami menunggu tanpa kepastian, akhirnya kami meminta agar kami diberikan kamar yang belum pernah ada pasien karena kami belum di tes sweeb untuk pasti nya benar’ bahwa kami positif,” terangnya.

Oleh pihak RSKI Galang, permintaan kami dikabulkan. Hingga berita ini diturunkan, Syaiful dan Daniel masih dalam pengawasan dan belum tahu hingga kapan mereka harus menunggu tanpa kepastian dites sweeb dan ada kecurigaan ada pihak berkepentingan tertentu untuk mendramatisir kondisi kami bagian rekayasa, untuk meredam aksi buruh tentang penolakan UU Omnibuslaw di kota Batam yang sedang memanas, dan kecurigaan kami bertambah pada pagi hari sebelum aksi buruh SPSI Medsos (WA) kami berdua di kloning oleh orang tak bertanggungjawab, dan juga kami menyesali banyak berita sepihak seolah-olah kami benar dalam kondisi di pojokan padahal tanpa ada hasil tes ,sudah 24 jam kami belum di sweeb PACR oleh pihak RSKI Galang. (Rilis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *