Batam, owntalk.co.id – Ketua Umum DPP LSM Suara Rakyat Keadilan (SRK) Akhmad Rosano membantah pernyataan pihak Bea cukai yang mengatakan bahwa kapal milik HP terlibat penyelundupan yang memuat Barang Kena Cukai / Minuman Memuat Etil Alkohol (BKC/MMEA) dan terlibat menabrakan Badan kapal kepetugas yang sedang berpatroli.
Pernyataan itu disampaikan Rosano untuk mengkanter pemberitaan sebelumnya dengan judul “ Kapal Penyelundup Tabrak dan Hajar Petugas BC di Laut Perbatasan”
Menurutnya setelah melakukan investigasi dilapangan, tak benar kapal milik HP yang Ia maksud sebagai Kapal yang dituduh sedang melakukan aktivitas penyelundupan mikol. Kapal tersebut kata dia akan berangkat ke Malaysia untuk menjemput TKI disana.
“Ada 4 orang di speed boat itu. Mereka hendak berangkat ke Malaysia menjemput TKI. Namun saat masih diperairan Batam mereka dikejar oleh dua Kapal Patroli Bea dan cukai,” ujarnya.
Saat dikejar oleh Kapal Patroli milik Bea dan cukai Kepri, speed boat yang diketahui milik (HP) dan dikemudikan oleh (A) dan bersama 3 orang temannya memilih berhenti. Namun ketika berhenti, Insiden penabrakan pun terjadi.
“Mereka waktu dikejar, mereka langsung berhenti. Tapi menurut keterangan saksi mata dan investigasi kami, mereka berhenti tapi langsung ditabrak dan ditinggalkan begitu saja,” ucapnya pada Owntalk.co.id
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa BS salah satu Korban yang Meninggal Dunia Akibat Insiden Tersebut.
Tidak hanya ditabrak, yang akibatkan kerusakan parah bagian samping kiri speed boat. Salah satu penumpang speed boat tersebut meninggal dunia diduga terhantam Kapal Patroli BC.
“Satu orang bernama (BS) meninggal dunia, bagian lehernya patah. Korban saat kami jemput dari speed boat menuju rumah sakit Awal Bross sudah tidak bisa tertolong lagi. Yang sedihnya lagi. Yang bawa speed boat pada saat itu terhempas kelaut dan belum ditemukan hingga saat ini,” ungkap Rosano
Akhmad Rosano sendiri mengatakan, terkait insiden tersebut, dirinya sempat mencoba menghubungi dirjen bea dan cukai Kanwil Kepri melalui pesan WhatsApp maupun lewat telpon. Namun tidak mendapatkan jawaban.
“Saya sendiri sudah hubungi pihak dirjen dan Kanwil Kepri tapi tidak ada jawaban,” katanya.
Menanggapi pemberitaan yang telah beredar dibeberapa media online di Batam, yang menyebutkan bahwa speed boat tersebut membawa Mikol, dibantah oleh Rosano.
“Saya investigasi dan
Mereka itu tidak ada bawa apa-apa. Mereka baru mau jemput TKI yang dari Malaysia, tapi belum sampai di Malaysia, insiden itu terjadi. Tidak benar kalau mereka bawa Mikol itu,” ungkapnya.
“Pak HP memang melakukan aktivitas selama ini dikenal memulangkan TKI dari Malaysia yang memiliki dokumen paspor yang over stay atau mati karena banyak sekali TKI kita di Malaysia yang mau pulang tapi terkendala oleh paspor yang sudah mati dan tidak ada perhatian dari pemerintah pusat,” jelas Rosano.
Akhmad Rosano mengatakan, terkait kasus ini. Pihaknya bersama pihak keluarga meminta pihak bea dan cukai melakukan olah TKP sebelum memberikan komentar yang dinilainya tidak sesuai fakta di lapangan.
“Janganlah berkomentar jika belum ada olah TKP bersama semua pihak keamanan. Dan kami minta bea dan cukai untuk mencari korban yang hingga kini belum diketahui keberadaannya,” Terangnya.
Sementara itu, kata Rosano, pihak keluarga yang meninggal dunia akibat insiden tersebut, akan membawa permasalahan tersebut ke ranah hukum. “Hingga saat ini pihak keluarga korban masih sangat terpukul. Tapi kita akan bawa kasus ini ke ranah hukum,” Tegasnya. (Ack)