Batam, Owntalk.co.id – Wahyu Wahyudin, Sekretaris Komisi II DPRD Kepri Bidang Perekonomian dan Keuangan periode 2024-2029, mengungkapkan kekecewaannya atas pengalamannya saat kembali dari Johor ke Batam pada Senin, (21/10) sore.
Ia merasa ada diskriminasi dalam penerapan prosedur keamanan di Pelabuhan Batam Center.
Wahyu yang baru pulang melakukan medical check up di Johor, mengaku mendapat pelayanan yang baik di pelabuhan Johor. Namun, setibanya di Batam, ia disambut dengan pemandangan yang berbeda.
“Begitu turun dari kapal, saya disuruh baris. Kemudian, petugas membawa anjing pelacak untuk mengendus setiap penumpang. Yang anehnya, beberapa penumpang dari kapal lain langsung lewat begitu saja, tanpa diendus,” ungkap Wahyu kepada Owntalk, Selasa (22/10).
Wahyu mempertanyakan mengapa beberapa penumpang diperlakukan berbeda. Ia menduga ada diskriminasi, dan mempertanyakan apakah penumpang yang lolos dari pemeriksaan anjing pelacak merupakan keluarga pejabat atau orang kaya.
“Seharusnya, jika aturan ditegakkan, ya ditegakkan untuk semua. Kalau khawatir ada yang membawa barang aneh, untuk apa fungsi x-ray di dalam?” tegas Wahyu.
Wahyu juga mempertanyakan efektivitas x-ray di pelabuhan.
“Kalau x-ray kurang maksimal, tolong ganti, apalagi manajemen pelabuhan sekarang baru, jadi peralatan juga harus baru,” lanjutnya.
Wahyu berharap agar pihak pelabuhan menerapkan aturan secara adil dan tidak diskriminatif.
Ia juga menyarankan agar pihak pelabuhan meningkatkan kualitas pemeriksaan, baik dengan meningkatkan kinerja x-ray maupun dengan menggunakan anjing pelacak yang lebih terlatih.
“Saya setuju dengan pengawasan ketat sebelum pemeriksaan imigrasi, tapi tolong terapkan untuk semua,” tutup Wahyu.