Jakarta, Owntalk.co.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengintruksikan kepada seluruh intalasi pemerintah terkait untuk merespons setiap perubahan ekonomi global pada 2023 dengan cepat.
Sehingga, kebijakan yang diterbitkan oleh pemerintah dapat mengantisipasi perubahan dinamika perubahan ekonomi global yang terjadi selama 2023.
“Yang paling penting, setiap perubahan yang ada di dunia harus kita respons secara cepat, kebijakan-kebijakan yang kita lakukan juga dari membaca dengan cepat dinamika-dinamika yang ada di dunia,” kata Jokowi, Jakarta, Senin (16/1/2023).
Karena selama 2022 kinerja ekonomi masuk dalam kategori baik. Jadi, perlu dipertahankan dengan kebijakan-kebijakan ekonomi yang sesuai dengan kondisi perekonomian global pada beberapa bulan kedepan.
Denga begitu, Presiden optimistis di 2023 itu kinerja ekspor dan realisasi investasi di tanah air akan menunjukkan indikator positif sejalan dengan hilirisasi industri yang terus dilakukan.
“Kita berharap ekspor kita masih baik, investasi kita juga masih baik, kemudian kita juga akan terus memperkuat hilirisasi kerena itu akan memberikan dampak yang luas bagi kesempatan kerja, bagi rakyat kita, dan juga akan menambah devisa bagi negara,” jelasnya.
Sebab, capaian di 2022 lalu dapat menjadi modl positif bagi Indonesia dalam menghadapi 2023. Mengingat, pada tahun tersebut merupakan waktu yangpenuh ujian bagi semua negara akibat adanya tekanan geopolitik yang semakin tinggi.
“Proyeksi Pertumbuhan ekonomi dunia juga menurun dari angka yang sebelumnya 2,9 persen, sekarang jadi diproyeksi hanya 1,7 persen. Ini proyeksi dari Bank Dunia. Sehingga ini menjadi tantangan bagi kita, tetapi karena kita kemarin bisa melewati 2022 dengan baik, insyaallah di 2023 juga bisa,” kata Jokowi.
Jokowi menyampaikan evaluasi mengenai kinerja ekonomi di 2022 yang dinilainya memiliki banyak capaian positif.
“Tahun turbulensi di 2022 bisa kita lalui dengan baik, dengan pertumbuhan ekonomi di kuartal III 5,72 persen, mungkin nanti akan jatuh di rata-rata tahunannya saya kira 5,2 atau 5,3 persen,” ujarnya.
Indonesia mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 30,36 persen. Kemudian, tingkat inflasi juga dapat dikendalikan di angka 5,5 persen. Jokowi meminta agar upaya untuk mrnrkan inflasi dapat terus dilanjutkan tahun berikutnya.
“Selain instrumen moneter di BI, saya juga minta Mendagri untuk terus melanjutkan agar daerah-daerah ikut bersama-sama berpartisipasi dalam menekan inflasi, agar bisa kita tekan sekecil mungkin,” katanya.