Jakarta, Owntalk.co.id – Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) secara bertahap akan sediakan USG di semua Puskesmas di Indonesia. Yang nantinya akan terpenuhi kebutuhan 10.321 USG di 10.321 jumlah Puskesmas pada 2024.
Salah satu agenda utama pembangunan berkelanjutan (SDGs) adalah menurunkan angka kematian ibu dan balita. Pemeriksaan antenatal yang berkualitas dan teratur selama kehamilan, akan menentukan status kesehatan ibu hamil dan bayi yang dilahirkan.
Di mana hingga saat ini, angka kematian Ibu (AKI) masih di kisaran 205 per 100.000 Kelahiran Hidup, belum mencapai target yang ditentukan yaitu 183 per 100.000 KH di 2024. Demikian juga bayi dan balita yang masih harus kita selamatkan dari kematian.
Target kematian Ibu dan anak dilakukan melalui intervensi spesifik yang dilakukan saat dan sebelum kelahiran, kemenkes menetapkan pemeriksaan ibu hamil atau antenatal care (ANC) dilakukan minimal sebanyak 6 kali sekama 9 bulan.
Sebelumnya pemeriksaan USG hanya dapat dilakukan di RS atau Klinik, saat ini ibu hamil sudah dapat melakukan pemeriksaan di Puskesmas. Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan dalam enam kali pemeriksaan ibu hamil tersebut, dua kali di antaranya harus diperiksa oleh dokter dan di USG.
“Nantinya akan terlihat dan terdeteksi lebih cepat pada saat hamil apabila ada kelainan dan risiko komplikasi persalinan yang mungkin terjadi,” kata Menkes Budi, Minggu (15/1/2023).
Hingga akhir 2022, sebanyak 66,7 persen Puskesmas atau 6.886 Puskesmas telah tersedia USG dan pelatihan dokter terpenuhi di 42 persen Puskesmas atau 4.392 Puskesmas. Pemenuhan USG untuk 2023 ditargetkan 1.943 Puskesmas dan 2024 sebanyak 1.492 Puskesmas.
Demikian juga dengan pelatihan dokter yang akan dilanjutkan pada tahun ini. Tentunya pemeriksaan USG ini perlu didukung dengan penguatan kalaborasi layanan ANC anatara bidan, dokter umum dan dokter spesialis kebidanan serta jejaring PONED dan PONEK.