Batam, Owntalk.co.id – Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam menyoroti aksi demonstrasi yang dilakukan buruh dari Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kota Batam yang digelar bertepatan dengan peringatan Hari Jadi Kota Batam. Aksi tersebut dinilai tidak tepat dan mencederai nilai-nilai adat serta marwah daerah.
Sekretaris LAM Kota Batam, Yunus, menyayangkan pelaksanaan aksi unjuk rasa yang dilakukan pada hari bersejarah bagi masyarakat Batam. Menurutnya, meskipun tuntutan yang disampaikan buruh merupakan bagian dari hak demokrasi, pemilihan waktu aksi seharusnya mempertimbangkan nilai adat dan rasa kebersamaan masyarakat.
“Secara substansi, tuntutan itu adalah hak demokrasi dan bisa saja kita sependapat. Namun waktunya tidak tepat. Mengapa harus dilakukan di Hari Jadi Batam, padahal masih banyak hari lain untuk menyampaikan aspirasi,” ujar Yunus, Kamis (18/12/2025).
Ia menegaskan bahwa Hari Jadi Kota Batam merupakan momen sakral dan kebanggaan bersama seluruh masyarakat. Oleh karena itu, semua pihak diharapkan dapat saling menghormati dan menjaga suasana tetap kondusif.
“Ini hari besar bagi Kota Batam. Aksi demonstrasi di hari ini menunjukkan kurangnya penghargaan terhadap Nong Isa dan masyarakat Batam secara keseluruhan,” tegasnya.
Yunus juga menyampaikan bahwa meskipun pihak SPSI telah menyampaikan permintaan maaf atas aksi tersebut, kekecewaan tetap dirasakan oleh LAM Kota Batam dan masyarakat adat Melayu.
Lebih lanjut, ia menegaskan sikap LAM Kota Batam yang menolak segala bentuk aksi demonstrasi yang dilakukan pada hari-hari besar dan bersejarah, baik di tingkat daerah maupun nasional.
“Bagi kami, haram hukumnya melakukan aksi demo di Hari Jadi Batam maupun pada Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Hari-hari tersebut harus dijaga marwah dan kehormatannya,” tutup Yunus.

