oleh: Simon Payung Masan, Tokoh Masyarakat NTT Batam
Syukuran wisuda Adrianus Loli Bali pada Sabtu, 6 Desember 2025, di kediaman sang abang, Badil, di Sei Nayon berlangsung sederhana namun hangat. Sekitar 200 tamu dari keluarga besar Lamalepa Batam dan undangan lainnya hadir menyaksikan momen penuh rasa syukur dan kebanggaan tersebut.
Di balik sukacita itu, tersimpan perjalanan panjang yang tidak mudah. Adrianus sempat berada di titik terendah ketika memasuki akhir semester III. Putus asa, ia nyaris menghentikan studinya, memilih jalan berhenti kuliah. Namun, dorongan kuat dari abangnya serta dukungan seorang ibu dari keluarga besar Adonara di Batam menyalakan kembali semangatnya. Dengan tekad baru, ia kembali melanjutkan pendidikan meski harus bekerja dari pagi hingga sore untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Perjuangan yang menguras tenaga dan pikiran itu akhirnya terbayar. Malam syukuran tersebut menjadi saksi lahirnya rasa syukur, kegembiraan, dan kebanggaan tidak hanya bagi Adrianus, tetapi juga bagi keluarga serta rekan-rekannya.
Kisah ini sekaligus mengingatkan bahwa kemiskinan dan kebodohan kerap menjadi dua persoalan yang saling berkaitan erat. Banyak sosiolog berpendapat bahwa kebodohan merupakan akar dari kemiskinan, sedangkan kemiskinan memperparah kebodohan, membentuk lingkaran setan yang membelenggu generasi demi generasi. Jalan keluar yang paling efektif untuk memutus rantai tersebut adalah pendidikan. Kualitas sumber daya manusia menjadi penopang utama untuk mencapai kesejahteraan yang lebih baik.
Karena itu, momen syukuran wisuda Adrianus selayaknya tidak hanya dimaknai sebagai selebrasi semata, tetapi juga menjadi pengingat bagi orang tua dan masyarakat NTT di Batam untuk terus memberi perhatian pada pendidikan anak-anak. Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang menentukan masa depan keluarga dan komunitas.
Dengan gelar Sarjana Manajemen (SM) yang kini disandangnya, Adrianus Loli Bali diharapkan mampu melangkah lebih jauh, bekerja dengan lebih maksimal, dan menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya.
Perjuangan boleh melelahkan, tetapi hasilnya tak pernah mengkhianati usaha. Semoga kisah ini menjadi penyemangat bagi siapa pun yang sedang berjuang menapaki jalan pendidikan.
