Batam  

Inflasi Batam 2025 Tembus 3,19%: Lampaui Angka Nasional, Operasi Pasar Belum Bertaji?

Emas Melonjak
Ilustrasi Emas.

Batam, Owntalk.co.id – Upaya Pemerintah Kota (Pemko) Batam dalam mengendalikan harga kebutuhan pokok tampaknya menghadapi tantangan berat. Kendati operasi pasar dan pasar murah rutin digelar, laju inflasi Kota Batam pada tahun 2025 tetap mencatatkan angka yang cukup mengkhawatirkan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi tahunan (year-on-year) Kota Batam menembus angka 3,19 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 110,14. Angka ini terbilang tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata inflasi nasional yang hanya berada di level 2,10 persen.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Batam, Firmansyah, dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Senin (24/11/2025), merinci kondisi tersebut:

  • Inflasi Bulanan (m-to-m): 0,43 persen.
  • Inflasi Tahun Kalender: 3,19 persen.
  • Inflasi Tahunan (y-on-y): 2,26 persen (perhitungan teknis).

Sektor Penyumbang: Perawatan Pribadi Melonjak Drastis

Kenaikan harga terjadi hampir di seluruh lini pengeluaran masyarakat. Data BPS menyoroti lonjakan yang sangat signifikan pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, yang meroket hingga 16,51 persen.

Sektor lain yang turut membebani dompet warga Batam meliputi:

  • Makanan, Minuman, & Tembakau: Naik 5,35%.
  • Penyediaan Makanan/Restoran: Naik 3,35%.
  • Pakaian & Alas Kaki: Naik 2,64%.
  • Kesehatan: Naik 2,31%.

Satu-satunya kabar baik datang dari sektor transportasi, yang mengalami deflasi sebesar 0,99 persen, terutama didorong oleh penurunan harga tiket angkutan udara.

Emas Perhiasan Jadi “Biang Kerok” Utama

Secara spesifik, komoditas yang menjadi pendorong utama inflasi adalah emas perhiasan. Fenomena ini sejalan dengan tren nasional di mana minat masyarakat menjadikan emas sebagai investasi melonjak tajam.

Kepala BPS RI, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa harga emas meningkat hingga 52,76 persen. “Tanpa memperhitungkan emas, andil inflasi sebenarnya hanya 0,07 persen. Namun, emas perhiasan menyumbang andil besar yakni 0,21 persen pada inflasi non-makanan,” jelasnya.

Selain emas, komoditas lain yang memicu inflasi di Batam antara lain cabai merah, tarif sewa rumah, rokok kretek mesin (SKM), minyak goreng, biaya kuliah, hingga harga nasi lauk. Sebaliknya, komoditas seperti bawang merah, bawang putih, dan ikan-ikanan justru membantu meredam inflasi.

Tantangan Jelang Akhir Tahun

Meskipun Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) serta Bagian Perekonomian Setdako Batam terus menggenjot operasi pasar jelang Natal dan Tahun Baru, data menunjukkan langkah ini belum sepenuhnya efektif menstabilkan harga secara umum.

Firmansyah selaku Ketua Harian Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) berharap intervensi pemerintah tetap dapat menjaga daya beli. “Semoga program pemerintah ini mampu menjaga daya beli dan ketahanan ekonomi warga Batam,” harapnya.

Dengan inflasi yang sudah melampaui 3 persen dan momen libur akhir tahun di depan mata, Pemko Batam kini berpacu dengan waktu untuk mencegah lonjakan harga yang lebih tinggi.

Exit mobile version