Budaya  

LAM Kepri Anugerahkan Gelar Datok Seri Diwangsa Wira Perdana kepada Ketua MPR RI Ahmad Muzani

Ketua MPR RI Ahmad Muzani berfoto bersama Ketua LAM Kepri usai prosesi penyerahan gelar adat Datok Seri Diwangsa Wira Perdana.

Tanjungpinang, Owntalk.co.id – Ketua MPR RI, H. Ahmad Muzani, resmi menerima gelar adat Datok Seri Diwangsa Wira Perdana dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepulauan Riau dalam upacara khidmat yang digelar di Balai Adat Seri Indra Sakti, Kawasan Gurindam 12, Tanjungpinang, Jumat (14/11/2025).

Penganugerahan ini menjadi momen penting yang turut dihadiri sejumlah tokoh daerah, termasuk Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, dan Wakil Wali Kota Batam, Li Claudia Chandra. Melalui akun resmi Facebook-nya, Amsakar menyampaikan ucapan syabas dan tahniah kepada Ketua MPR RI.
“Gelar ini membawa harapan besar. Semoga menjadi amanah yang terus memberi kearifan dan manfaat bagi Indonesia,” ujarnya.

Dalam sambutannya, Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad menegaskan bahwa Kepri merupakan salah satu pusat lahirnya peradaban Melayu. Ia menilai pemberian gelar adat kepada Ahmad Muzani merupakan bentuk penghargaan atas dedikasinya dalam memperkuat sistem demokrasi dan menjaga amanah rakyat melalui MPR RI.

“Sosok beliau dinilai layak menerima gelar adat ini berkat kontribusi nyata dalam memperkuat kehidupan berbangsa,” ujar Ansar.

Menerima gelar kehormatan tersebut, Ahmad Muzani menyampaikan rasa terima kasih serta penghargaan mendalam kepada masyarakat Melayu Kepulauan Riau. Menurutnya, gelar adat bukan sekadar simbol, tetapi amanah besar yang harus dijaga dengan kebijaksanaan.

“Ini kehormatan tak ternilai. Gelar ini adalah amanah luhur yang harus saya jaga dengan hati dan integritas,” ungkapnya.

Dalam pidatonya, Muzani mengangkat nilai-nilai peradaban Melayu sebagai salah satu fondasi budaya nasional. Ia mengutip ajaran Gurindam 12 karya Raja Ali Haji, khususnya pesan bahwa kemuliaan seseorang ditentukan oleh budi pekerti, bukan tahta atau pangkat.

Muzani juga menyinggung sejarah bahasa Melayu yang menjadi dasar Bahasa Indonesia. Ia mengingatkan kembali perdebatan di Kongres Pemuda 1926 antara M. Tabrani dan Muhammad Yamin terkait bahasa persatuan.
Keputusan memilih bahasa Melayu, katanya, mencerminkan kebesaran hati para pendiri bangsa dalam menjunjung persatuan.

Kini, bahasa Indonesia, yang berakar dari bahasa Melayu, telah diakui UNESCO sebagai bahasa internasional ke-10 dan digunakan lebih dari 285 juta penutur di dunia.

Dalam bagian sambutannya, Muzani menggali nilai-nilai kepemimpinan Melayu yang menekankan integritas hati dan pikiran, mengutip pasal empat Gurindam 12:
“Hati itu kerajaan di dalam tubuh. Jika zalim, maka rusaklah seluruhnya.”

Ia menegaskan bahwa nilai tersebut menjadi pengingat bagi setiap pemimpin untuk menjaga keadilan dan kejujuran dalam menjalankan amanah publik.

Menjelang akhir sambutannya, Muzani kembali menekankan semangat musyawarah sebagai prinsip penting dalam menjaga persatuan bangsa, sebagaimana diamanatkan dalam pasal 12 Gurindam 12.

“Dengan penuh takzim, saya berikrar untuk mengemban gelar ini sebaik-baiknya dan terus memperjuangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa,” tutupnya.

Exit mobile version