banner 728x90
Batam  

MAN 1 Batam Gelar Uji Petik Pembelajaran Kitab Kuning, Ketua DPRD Kepri Beri Motivasi untuk Para Siswa

Ketua DPRD Kepri, Iman Sutiawan berfoto bersama para majelis guru, yayasan, Kemenag, Siswa dan tamu undangan lainnya

Batam, Owntalk.co.id – Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Riau menghadiri kegiatan Uji Petik Kutubu Turost (Kitab Kuning) Syarah Ibnu Aqil ‘Ala Alfiah Ibnu Malik’ di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Batam, Senin (25/08/2025).

Kehadirannya sekaligus memberi dukungan penuh terhadap penguatan pendidikan keagamaan di Kepri.

Ketua DPRD Kepri menyampaikan rasa syukur bisa bersilaturahmi dengan para kiyai, ustadz, ustadzah, guru, serta peserta didik MAN 1 Batam. Ia menegaskan DPRD Kepri akan terus mendukung program pendidikan berbasis agama sebagai bagian dari estafet keilmuan Islam.

“Melalui lembaga pendidikan agama akan lahir para ulama, guru, dan pemimpin yang berilmu, sehingga terwujud penyelenggaraan pemerintahan yang diberkahi Allah SWT,” ujarnya.

Ia juga mengapresiasi dedikasi guru di MAN 1 Batam dalam menjaga kemurnian ilmu agama dan melahirkan generasi penerus yang berkarakter.

Kegiatan ini mengangkat tema “Dari Turost Merajut Negeri”. Menurutnya, pelatihan kitab kuning bukan sekadar membaca teks klasik, melainkan juga membangun karakter, memperdalam pemahaman agama, serta memperkuat jati diri generasi penerus umat.

Selain itu, Ketua DPRD Kepri juga menyinggung program pembangunan pondok pesantren yang telah digulirkan melalui pokok pikiran (pokir) DPRD. Tahun ini terdapat 11 pesantren yang menerima bantuan pembangunan, antara lain Ponpes Daarul Hikam Batam, Al-Falah Assafiyyah, Al-Amin, Sirojul Amal, Jamiatul Ulum Al Anwar, MDT Din Assalam, Ponpes Assalam Padjajaran, Almurodiyyah, hingga Ponpes Ushulul Huda. Program tersebut rencananya akan berlanjut tahun depan untuk pesantren lainnya.

Ketua DPRD Kepri, Iman Sutiawan

Sementara itu, Kepala MAN 1 Batam, Rudy Hartono, menjelaskan kegiatan uji petik ini merupakan bagian dari pilot project pembelajaran kitab kuning untuk siswa kelas X dan XI.

“Total ada 25 siswa yang terlibat, ditambah beberapa dari luar sebagai pembanding. Program ini sebenarnya berjalan 20 hari, dan uji petik dilakukan tepat di hari ke-17, bertepatan dengan momentum kemerdekaan 17 Agustus,” ungkap Rudy.

Ia menambahkan, keterbatasan anggaran dan tenaga pengajar membuat program ini masih dijalankan terbatas. Namun dengan dukungan DPRD Kepri, pihaknya optimistis pembelajaran kitab kuning dapat berkembang lebih luas dan berkesinambungan.

“Metode Al-Ghaiyah yang dipakai terbukti bisa mempercepat pemahaman siswa. Bahkan ketika diuji oleh para kiyai, anak-anak mampu menjawab dengan baik dan lengkap,” ujarnya.

“Dan alhamdulillah, bapak Iman membantu anak-anak ini melanjutkan pendidikannya untuk bisa lebih baik dalam penghafalan kitab kuning,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *