Penghasilan Buruh dan Sopir Lori Anjlok Drastis Akibat Kerusakan Pelabuhan Taman Bunga Karimun

Penghasilan Buruh dan Sopir Lori Anjlok Drastis Akibat Kerusakan Pelabuhan Taman Bunga, Karimun
Penghasilan Buruh dan Sopir Lori Anjlok Drastis Akibat Kerusakan Pelabuhan Taman Bunga, Karimun

Batam, Owntalk.co.id – Para buruh di Pelabuhan Bongkar Muat Taman Bunga, Kabupaten Karimun, mengeluhkan penurunan drastis penghasilan mereka akibat berkurangnya aktivitas bongkar muat di pelabuhan tersebut. Kondisi ini terjadi setelah pelabuhan mengalami kerusakan parah akibat ditabrak kapal barang KM Gloria pada awal tahun 2023. Akibatnya, para buruh mendesak Pemerintah Kabupaten Karimun dan instansi terkait untuk segera mencari solusi agar aktivitas pelabuhan kembali normal dan perekonomian mereka pulih.

Ketua Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Karimun, Parni, mengungkapkan bahwa pendapatan buruh saat ini turun sangat signifikan. “Dulu, buruh bisa mendapatkan penghasilan hingga Rp 3 juta per bulan. Sekarang, mereka hanya mendapat sekitar Rp 700 ribu,” ujarnya. Penurunan ini terjadi karena kapal barang yang melakukan bongkar muat di Pelabuhan Taman Bunga kini hanya satu kapal per bulan dengan kapasitas sekitar 500 GT. Sebelumnya, pelabuhan yang dikelola Pelindo ini bisa melayani hingga 6 kapal berukuran 1000 GT atau lebih setiap bulannya.

Kerusakan pelabuhan menyebabkan kapal-kapal besar dialihkan ke Pelabuhan Parit Rempak, Kecamatan Meral. “Kondisi ini sudah berlangsung lebih dari setengah tahun dan sangat memengaruhi penghasilan buruh kami,” tutur Parni. Saat ini, sekitar 90 buruh yang tergabung dalam TKBM Karimun kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari akibat minimnya aktivitas bongkar muat.

Parni meminta agar jumlah kapal barang yang beroperasi di Pelabuhan Taman Bunga ditingkatkan minimal menjadi 3 kapal per bulan. “Ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Kami butuh solusi segera,” tegasnya.

Tidak hanya buruh, para sopir lori yang beroperasi di pelabuhan tersebut juga merasakan dampak besar. Ketua Koperasi Petak Jaya Sejahtera Karimun, Zainal, menyebut bahwa penghasilan sopir lori turun hingga 70 persen. “Ada 35 sopir lori yang terdampak. Penghasilan mereka kini hanya 30 persen dari sebelumnya. Kami tidak menuntut untuk kaya, tetapi setidaknya ada 3 kapal berukuran minimal 1000 GT setiap bulan agar buruh dan sopir lori tidak terus menjerit,” ujarnya.

Para pekerja berharap Pemerintah Kabupaten Karimun dan pihak terkait segera mengambil langkah konkret untuk memulihkan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Taman Bunga. Jika tidak, semakin banyak buruh dan pekerja sektor transportasi yang akan kesulitan mempertahankan kehidupan mereka.

Exit mobile version