Batam, Owntalk.co.id – Kemelut pembangunan masjid di Perumahan Central Hills, Batam Center, Batam, Kepulauan Riau, semakin memanas.
Warga setempat menuding PT Menteng Griya Lestari (MGL), pemilik lahan, dan Central Group, pengembang, abai terhadap kewajiban menyediakan fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos), termasuk tempat ibadah.
Permohonan hibah lahan seluas 5.000 meter persegi untuk pembangunan masjid hingga kini tak kunjung direspons.
Ketua Pembangunan Masjid Perumahan Central Hills, Harianto, mengungkapkan kekecewaan warga.
Ia menyebut informasi luas lahan perumahan yang beredar—55 hektare—berbeda dengan realita.
“Lahan yang bisa digunakan hanya 24,9 hektare, tanpa fasum untuk tempat ibadah,” tegasnya.
Ia juga menyoroti dugaan informasi palsu yang diberikan kepada pembeli unit perumahan terkait luas lahan sebenarnya.
Menurut Harianto, MGL dan Central Group diduga sengaja mengabaikan kewajiban menyediakan 30-40% lahan untuk fasum dan fasos, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011.
“Mereka lebih memprioritaskan kepentingan komersial, seperti tempat kuliner, daripada kebutuhan spiritual warga,” ujarnya.
Warga juga mempertanyakan peran Badan Pengusahaan (BP) Batam dan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkimtan) dalam mengawasi rencana tata ruang, karena izin pembangunan perumahan dikeluarkan tanpa memastikan ketersediaan fasum dan fasos yang memadai, termasuk lahan untuk masjid.
“BP Batam seharusnya tidak mengeluarkan Fatwa Planologi jika fasum dan fasos, termasuk tempat ibadah, belum terpenuhi,” kecam Harianto.
Ia menambahkan, Perkimtan juga dinilai lamban dan tak memberikan solusi konkret atas permasalahan ini.
Ketidakjelasan pembangunan tahap kedua perumahan sejak 2021 semakin menambah keresahan warga.
Harianto berencana akan membawa masalah ini ke DPRD Batam dan Kementerian terkait jika dalam waktu dekat tidak ada respons positif dari pihak terkait.
“Kami sudah menunggu lebih dari tiga minggu sejak rapat terakhir dengan Perkimtan,” katanya.
Bagi warga Central Hills, masjid bukan sekadar tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan sosial. Mereka berharap pemerintah, MGL, dan Central Group segera memenuhi kewajibannya dan memastikan pembangunan masjid dapat segera dimulai.