Pekerja Migran Indonesia Tertembak di Malaysia, Pemuda Katolik Angkat Bicara

Jakarta, Owntalk.co.id – Peristiwa memilukan yang menimpa Pekerja Migran Indonesia kembali terulang. Kali ini terjadi insiden penembakan terhadap PMI oleh Agensi Penguatkuasa Maritim Malaysia (APMM) di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia pada Jumat dini hari (24/1/25).

Dari informasi yang beredar, insiden ini menyebabkan satu PMI meninggal dunia, satu dalam kondisi kritis, sementara tiga lainnya mengalami luka-luka dan saat ini sedang menjalani perawatan di beberapa rumah sakit di wilayah Selangor, Malaysia.

Wakil Ketua Umum (Waketum) Pemuda Katolik, Koordinator Umum Bidang Program Eksternal dan Kemasyarakatan, Robertus Bondan Wicaksono menyatakan turut berbelasungkawa atas insiden yang merenggut nyawa salah satu PMI ini.

“Atas nama seluruh Pengurus Pusat Pemuda Katolik, kami sangat berdukacita atas peristiwa ini, semoga Almarhum diterima di sisi Tuhan,” ungkapnya.

Peristiwa naas yang menimpa PMI ini juga mendapatkan sorotan tajam dari Bondan. Bagi Bondan, tindakan APMM ini selain memantik segregasi antar kedua Negara Sahabat sekaligus mencederai nilai-nilai kemanusiaan dan persaudaraan kedua Negara, sebagaimana komitmen yang di ungkapkan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim ketika mengunjungi Indonesia beberapa waktu lalu, Senin (9/1/23) di Istana Bogor.

“Kami mengecam tindakan yang dilakukan oleh Agensi Penguat kuasa otoritas maritim Malaysia ini yang bertindak secara represif sehingga menewaskan satu orang PMI kita” tambah Bondan.

Sementara itu Antonius Mahemba, Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Ketua Bidang Ketenagakerjaan dan Perlindungan Pekerja Migran, ikut prihatin atas peristiwa naas ini.

Melalui media ini, Anton mendesak kepada Pemerintah khususnya Kementrian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) untuk meninjau kembali prosedur keberangkatan PMI, serta mendesak pihak Kepolisian untuk mengusut dan menindak tegas oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, yang ikut membantu keberangkatan PMI Non-prosedural ini.

“PMI yang di tembak ini adalah mereka yang berangkat secara non-prosedural, pasti ada oknum-oknum yang membackup aktivitas ini, dan ini modus yang selalu berulang,” tegas Anton.

Exit mobile version