Batam, Owntalk.co.id – Kementerian Perindustrian meminta Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batam bersiap memanfaatkan peluang relokasi pabrik dari China ke Indonesia. Kebijakan hambatan tarif yang direncanakan Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, menjadi peluang besar bagi Indonesia.
Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, menjelaskan bahwa hambatan tarif ini mempersulit ekspor langsung dari China ke AS. Akibatnya, pelaku usaha China mulai mencari lokasi baru di ASEAN untuk merelokasi pabrik mereka. “Relokasi ini akan mendukung ekspor langsung dari negara produksi baru,” kata Faisol saat berdialog dengan pengelola kawasan industri di Batam pada Jumat (17/1).
Beberapa sektor usaha yang berpotensi merelokasi pabrik adalah elektronik, tekstil, alas kaki, dan otomotif. Faisol menambahkan bahwa langkah ini akan memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen manufaktur global. “Kita bangga melihat produk bertanda Made in Indonesia di pasar dunia,” ujarnya.
Kehadiran SEZ Singapura-Johor Dukung Pengembangan KEK Batam
Selain itu, keberadaan Special Economic Zone (SEZ) Singapura-Johor dinilai menciptakan peluang ekonomi baru. Kepala Biro Humas, Promosi, dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait, menyebut hal ini akan memperkuat pengembangan wilayah.
KEK Batam kini menjadi penghubung Indonesia dengan pusat perdagangan global. Kawasan ini mendukung integrasi ekonomi domestik dan meningkatkan konektivitas lintas wilayah. Saat ini, BP Batam mengelola tiga KEK: Nongsa Digital Park, Batam Aero Technic (BAT), dan KEK Pariwisata Kesehatan Internasional yang diresmikan pada 2024.
Dengan langkah strategis ini, KEK Batam siap bersaing sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang diakui secara internasional.