Polri Apps
banner 728x90

Dana Ditahan Sri Mulyani, Pembangunan Bendungan Terhenti

Foto Bendungan Temef di NTT yang diresmikan Presiden Jokowi. (PUPR)

Jakarta, Owntalk.co.idPembangunan bendungan di Indonesia terpaksa dihentikan sementara, menyusul keputusan Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk menahan anggaran infrastruktur.

Langkah ini diambil untuk memprioritaskan program ketahanan pangan nasional.

“Pembangunan infrastruktur besar seperti bendungan akan kita hentikan sementara. Kita fokus pada optimalisasi dan revitalisasi infrastruktur yang sudah ada,” ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Dody Hanggodo, usai bertemu Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy di kantor Bappenas, Jakarta, Senin (18/11/2024).

Doddy menjelaskan bahwa 259 bendungan yang telah dibangun di seluruh Indonesia diharapkan cukup untuk mendukung program ketahanan pangan.

“Kita akan memaksimalkan potensi yang sudah ada untuk mencapai target swasembada pangan,” tegasnya.

Keputusan ini diambil berdasarkan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memprioritaskan ketahanan pangan.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy mengungkapkan bahwa anggaran infrastruktur akan dialokasikan kembali untuk mendukung program ketahanan pangan.

“Kita akan fokus pada upaya-upaya yang lebih efektif dan efisien untuk mencapai target ketahanan pangan,” kata Rachmat.

Meskipun pembangunan bendungan dihentikan sementara, pemerintah tetap berkomitmen untuk menyelesaikan pembangunan 61 bendungan yang sedang berlangsung.

Pemerintah juga telah merencanakan pembangunan 11 bendungan baru yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

“Total 259 bendungan yang telah dan akan dibangun oleh pemerintah diharapkan dapat mendukung program swasembada pangan melalui layanan irigasi seluas 1.271.415 hektare lahan,” kata Wakil Menteri PUPR Diana Kusumastuti.

Pemerintah menyadari bahwa pembangunan bendungan merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai swasembada pangan.

Namun, dalam kondisi anggaran yang terbatas, pemerintah memilih untuk fokus pada optimalisasi infrastruktur yang sudah ada.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *