Bintan, Owntalk.co.id – Negeri Segantang Lada, Kepri, kembali diguncang bencana dan insiden. Data BPBD Kepri mencatat, sepanjang tahun 2023 terjadi 686 peristiwa, mulai dari banjir, tanah longsor, hingga kebakaran hutan.
Angka ini menandakan perlunya peningkatan kesiapsiagaan bencana, terutama bagi Satlinmas yang menjadi ujung tombak dalam penanganan darurat.
“Kesiapsiagaan bencana bukan lagi sekadar slogan, melainkan kebutuhan mendesak,” tegas Hardin Nafii, Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda BPBD Kepri.
“Kita harus siap menghadapi segala kemungkinan, melindungi jiwa, dan meminimalisir kerugian materi.” imbuhnya.
Baca Juga : Fraksi Gerindra Dorong Pembangunan Sekolah Baru dan Pemberian Makan Siang Gratis
Hardin, bersama tim dari Basarnas Kepri dan UPT Damkar Toapaya, memberikan pelatihan kepada anggota Satlinmas Kabupaten Bintan, di Awandari Resort, Kelurahan Toapaya, Kabupaten Bintan, Selasa (12/11/2024).
“Mereka perlu dibekali pengetahuan dan kemampuan dalam penanganan bencana,” jelas Hardin.
Kepri sendiri memiliki catatan buruk dalam hal bencana. Tahun 2022 menjadi tahun terburuk dengan 711 peristiwa.
“Angka ini harus menjadi alarm bagi kita semua,” ujar Hardin.
Baca Juga : Anwar Anas Apresiasi Kinerja Polda Kepri dalam Membangun Kebun Ketahanan Pangan
Untuk meminimalisir dampak bencana, BPBD Kepri menekankan pentingnya kajian risiko bencana.
“Kita harus tahu potensi bahaya di setiap wilayah, tingkat kerentanan masyarakat, dan kapasitas sumber daya yang tersedia,” jelas Hardin.
Kajian ini meliputi identifikasi bahaya, analisis kerentanan, dan penilaian kapasitas.
“Dengan data yang akurat, kita bisa merumuskan strategi pencegahan, mitigasi, dan penanganan bencana yang efektif,” tambah Hardin.
Satlinmas, garda terdepan dalam penanganan bencana, diharapkan dapat menjadi ujung tombak dalam menghadapi ancaman bencana di Kepri.