Jakarta, Owntalk.co.id – Ekonomi Indonesia meningkat dengan pertumbuhan 5,05 persen (q-to-q) pada triwulan III-2024.
Data Produk Domestik Bruto (PDB) yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini, Selasa (5/11/2024) menunjukkan pertumbuhan positif didorong oleh kinerja sektor transportasi dan pergudangan, yang mencatatkan peningkatan sebesar 24,28 persen.
Dari sisi pengeluaran, konsumsi pemerintah juga berkontribusi signifikan dengan pertumbuhan 16,93 persen.
Namun, secara tahunan (y-on-y), ekonomi Indonesia mengalami kontraksi 3,49 persen. Sektor transportasi dan pergudangan kembali menjadi sorotan dengan kontraksi terdalam mencapai 16,70 persen. Ekspor barang dan jasa juga terkontraksi 10,82 persen.
Secara kumulatif (c-to-c), ekonomi Indonesia mengalami kontraksi 2,03 persen. Sektor transportasi dan pergudangan kembali menjadi sektor dengan kontraksi terdalam (-15,61 persen), sementara ekspor barang dan jasa mengalami kontraksi paling signifikan (-7,52 persen).
Struktur ekonomi Indonesia masih didominasi oleh Pulau Jawa, yang berkontribusi 58,88 persen terhadap PDB. Namun, Pulau Jawa juga mengalami kontraksi 4,00 persen (y-on-y). Pulau Bali dan Nusa Tenggara mencatat kontraksi terdalam sebesar 6,80 persen.
Meskipun terdapat pertumbuhan positif pada triwulan ke-III ini, perekonomian Indonesia masih menghadapi tantangan. Upaya pemulihan dan perhatian terhadap sektor-sektor yang terdampak sangat penting untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.