Lingga, Owntalk.co.id – Suasana tak mengenakkan terjadi di Kabupaten Lingga setelah insiden perselisihan antara seorang oknum ASN Pemkab Lingga dengan seorang wartawan pada Rabu (23/10/2024) malam lalu di salah satu tempat makan.
Peristiwa ini menuai beragam tanggapan, terutama dari kalangan jurnalis yang menilai bahwa insiden tersebut seharusnya bisa diredam.
Situasi semakin memanas setelah Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Lingga, Ruslan atau yang dikenal dengan panggilan Jagat, memberikan pernyataan yang dianggap merendahkan profesi wartawan.
Dalam sebuah pemberitaan online, Jagat mengungkapkan keraguannya terhadap profesionalisme jurnalis yang belum mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) dan media yang belum terverifikasi Dewan Pers.
Pernyataan tersebut memicu kritik keras di kalangan jurnalis, terutama di tengah suasana politik yang tinggi menjelang Pilkada 2024 Kabupaten Lingga.
Salah satu aktivis senior Kabupaten Lingga, John Cosmos, turut mengomentari pernyataan tersebut. Ia menilai Jagat telah merendahkan produk jurnalistik dari jurnalis yang belum mengikuti UKW dan media yang belum terverifikasi.
“Tanggapan dia dalam pemberitaan itu diragukan karena meragukan isi tulisan dari seorang jurnalis meski belum mengikuti uji kompetensi wartawan, yang memang bisa dibuktikan berdasarkan data,” ungkap John.
Lebih lanjut, John mengkritik Jagat karena dianggap tidak memahami profesionalisme dalam dunia jurnalistik.
“Seharusnya ia tidak perlu membahas tentang UKW seorang jurnalis maupun legalitas sebuah media karena itu berdampak luas bagi seluruh jurnalis di Indonesia terkait UKW dan juga media tempat mereka bekerja. Emangnya dia paham terkait hal itu? Bicaralah sesuai bidang masing-masing dan jangan mengintimidasi profesionalisme seorang jurnalis meski mereka belum mengikuti UKW,” tegas John dengan nada kesal.
Pernyataan ini diharapkan dapat menjadi pengingat bagi semua pihak untuk menghargai peran dan tugas jurnalis serta menjaga profesionalisme dalam menyampaikan opini, terutama di tengah suasana politik yang sensitif.