Polri Apps
banner 728x90
Berita  

Pria di China Ramai-Ramai “Resign” Kerja dan Pilih Jadi Bapak Rumah Tangga

Ilustrasi bapak sedang mengurus anaknya.

Jakarta, Owntalk.co.id – Fenomena “ayah penuh waktu” atau “bapak rumah tangga” kini semakin marak di China, menggeser norma sosial yang telah mengakar kuat selama berabad-abad.

Menurut survei yang dilakukan pada 2019, lebih dari separuh pria di China menyatakan kesediaan mereka untuk menjadi bapak rumah tangga, naik drastis dari hanya 17 persen pada 2007.

Peran baru ini menentang tradisi patriarki di mana selama ini laki-laki selalu dipandang sebagai pencari nafkah utama, sementara perempuan mengurus rumah tangga dan anak-anak. K

ini, banyak pria di China yang memilih untuk keluar dari pekerjaan mereka dan beralih menjadi pengurus rumah tangga, mengambil alih tanggung jawab seperti memasak, membersihkan, dan merawat anak-anak—tugas yang sebelumnya lebih identik dengan peran istri.

Pan Xingzhi, pendiri platform konseling psikologis daring di China, menjelaskan bahwa tren ini sejalan dengan peningkatan pengakuan atas hak-hak perempuan dan akses pendidikan tinggi yang lebih luas di Negeri Tirai Bambu.

Selain itu, pasangan suami istri kini mulai mempertimbangkan manfaat ekonomi dari mengurus anak sendiri, yang sering kali lebih hemat dibandingkan mempekerjakan pengasuh.

Chen Hualiang adalah salah satu pria yang mengambil keputusan besar untuk menjadi bapak rumah tangga. Sebagai mantan manajer proyek, ia rela meninggalkan persaingan dunia kerja dan memilih fokus mengurus keluarganya.

“Saat bekerja, saya bermimpi meraih karier yang hebat dan memberikan penghasilan untuk keluarga. Tapi ternyata, gaji belum tentu menjadi hal terpenting yang dibutuhkan keluarga Anda,” ujarnya, seperti dilansir dari The Japan Times.

Chen mengaku, selama ia bekerja, perannya dalam pengasuhan anak sangat minim, yang seringkali membuat hubungan dengan anak-anaknya terasa berjarak.

Keputusan untuk menjadi bapak rumah tangga memberinya kesempatan lebih banyak untuk terlibat dalam kehidupan anak-anaknya.

“Saya ingin menjadi seperti teman bagi anak-anak saya, sehingga mereka merasa nyaman berbagi banyak hal dengan saya,” tambahnya.

Pilihan Chen untuk menjadi bapak rumah tangga membuka peluang bagi istrinya, Mao Li, untuk mengembangkan kariernya. Mao Li adalah penulis buku terlaris tentang peran ayah dalam mengurus rumah tangga.

Menurut Chen, selama ini istrinya sudah berusaha keras menjalani peran sebagai ibu, istri, dan wanita karier.

Keputusan Chen menunjukkan bahwa peran dalam keluarga dapat berubah seiring waktu, dan bahwa membangun keluarga yang harmonis sering kali berarti berani melawan tradisi dan menemukan keseimbangan baru.

Fenomena ini menggarisbawahi pergeseran nilai-nilai dalam masyarakat China, di mana semakin banyak keluarga yang meredefinisi peran gender dalam rumah tangga demi kesejahteraan bersama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *