Jakarta, Owntalk.co.id – Pemerintah China telah mengambil langkah bersejarah dengan menaikkan usia pensiun untuk pertama kalinya sejak 1978, sebagai respons terhadap berkurangnya jumlah tenaga kerja akibat penuaan populasi.
Langkah ini diharapkan mampu mengurangi tekanan ekonomi dan mendukung stabilitas produktivitas.
Dilansir dari Bloomberg, Senin (16/9), anggota parlemen China mendukung rencana penundaan usia pensiun hingga lima tahun. Para pekerja pria yang sebelumnya pensiun pada usia 60 tahun, kini akan pensiun di usia 63.
Sementara itu, pekerja wanita akan pensiun pada usia 55 tahun, naik dari sebelumnya 50 tahun. Khusus bagi wanita yang menduduki posisi manajerial, usia pensiun akan naik dari 55 menjadi 58 tahun.
Kebijakan ini akan mulai diterapkan secara bertahap pada Januari 2025, dan akan berlangsung selama 15 tahun. Dengan demikian, lebih banyak pekerja akan tetap aktif dalam dunia kerja untuk jangka waktu yang lebih lama, meningkatkan produktivitas ekonomi.
Namun, di sisi lain, keputusan ini berisiko memicu ketidakpuasan publik, terutama karena ekonomi China saat ini tumbuh pada laju terburuk dalam lima kuartal terakhir.
Peningkatan usia pensiun ini dinilai sebagai langkah yang diperhitungkan dengan cermat oleh para pembuat kebijakan.
“Jadwal peningkatan usia pensiun dilakukan secara bertahap, memperhitungkan dampak potensial dan disesuaikan dengan hati-hati,” ujar Michelle Lam, Ekonom di Tiongkok Raya.
Dampak dari kebijakan ini mulai terasa di pasar saham. Saham perusahaan penyedia layanan kesehatan dan perawatan lansia mengalami kenaikan signifikan.
Shanghai Everjoy Health Group Co misalnya, melonjak hingga 10 persen, sementara Chalkis Health Industry Co dan Youngy Health Co naik lebih dari 6 persen.
Meski begitu, ada kekhawatiran bahwa peningkatan usia pensiun dapat menambah beban kesehatan bagi pekerja yang lebih tua.
“Orang-orang mungkin akan menghadapi lebih banyak masalah kesehatan jika usia pensiun dinaikkan, sehingga dibutuhkan lebih banyak lembaga perawatan lansia untuk menangani beban tersebut,” kata Shen Meng, Direktur Bank Investasi Chanson & Co.
Saat ini, usia pensiun di China termasuk yang terendah di dunia, meskipun harapan hidup telah meningkat pesat dalam beberapa dekade terakhir.
Dengan memperpanjang usia pensiun, pemerintah berusaha untuk meringankan tekanan fiskal akibat meningkatnya populasi lansia.
Basis pajak yang lebih besar dan penundaan akses ke tunjangan pensiun diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mendanai kebutuhan pensiun di masa depan.
“Kebijakan ini bertujuan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan demografis terbaru di Tiongkok, serta memaksimalkan potensi sumber daya manusia yang ada,” jelas Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional dalam keputusannya.
Keputusan untuk menaikkan usia pensiun ini diikuti oleh pengumuman Partai Komunis China pada bulan Juli lalu bahwa kebijakan tersebut akan dilakukan secara sukarela dan fleksibel, memberikan ruang bagi para pekerja untuk menyesuaikan diri dengan perubahan ini.
Perubahan ini mencerminkan tantangan yang dihadapi China dalam mengelola penuaan populasi sekaligus menjaga stabilitas ekonomi di tengah tantangan global.