Polri Apps
banner 728x90

Hari Anak Nasional: Pemerintah Diminta Bentuk Satgas Pencegahan Pernikahan Anak

Ilustrasi anak-anak. (Dok; PNGWING)

Jakarta, Owntalk.co.id – Jayapura, Istora Papua Bangkit menjadi saksi semarak peringatan Hari Anak Nasional 2024 yang dihadiri oleh Presiden Jokowi, Ibu Negara Iriana Jokowi, serta Wury Ma’ruf Amin. Acara tersebut tidak hanya menjadi momentum perayaan, tetapi juga wadah bagi anak-anak Indonesia untuk menyuarakan aspirasi mereka.

Dalam acara ini, Forum Anak Nasional tampil membacakan ‘Suara Anak Indonesia’, sebuah seruan yang mencerminkan harapan dan permintaan anak-anak kepada pemerintah dan masyarakat.

Seruan pertama yang disampaikan adalah permintaan untuk mengoptimalkan edukasi mengenai prosedur pembuatan dan pentingnya kepemilikan Kartu Identitas Anak, Akta Kelahiran, Kartu Keluarga, dan administrasi kependudukan lainnya.

“Pertama, kami meminta pemerintah mengoptimalkan edukasi mengenai prosedur pembuatan dan pentingnya kepemilikan Kartu Identitas Anak, Akta Kelahiran, Kartu Keluarga, dan administrasi kependudukan lainnya,” kata perwakilan anak-anak yang hadir.

Seruan kedua menyoroti kondisi darurat perkawinan anak di berbagai provinsi di Indonesia. Anak-anak menyampaikan kekhawatiran mereka terhadap dampak negatif dari perkawinan anak, seperti putus sekolah, penelantaran, dan stunting. Mereka memohon kepada pemerintah dan masyarakat untuk melakukan pencegahan dari tingkat paling bawah dengan membentuk satgas pencegahan perkawinan usia anak.

“Melihat kondisi perkawinan anak yang masih darurat di berbagai provinsi di Indonesia yang berdampak pada berbagai kondisi sosial seperti anak putus sekolah, penelantaran, dan stunting, kami memohon kepada pemerintah dan masyarakat untuk melakukan pencegahan dari tingkatan paling bawah dengan membentuk satgas pencegahan perkawinan usia anak,” ujar mereka.

Isu lain yang diangkat adalah kebutuhan akan regulasi yang mengadopsi prinsip hak anak dan prinsip bisnis dalam kerangka kerja global, terutama yang mengatur bagaimana bisnis mempengaruhi dan mematuhi hak anak dalam produk yang dihasilkan.

Para anak secara khusus menyinggung masalah rokok, narkoba, psikotropika, dan zat adiktif lainnya yang berdampak buruk pada gaya hidup dan lingkungan sosial anak-anak.

“Saat ini banyak anak Indonesia menjadi perokok aktif atau pasif dan korban penyalahgunaan napza (narkoba, psikotropika, dan zat adiktif), termasuk minuman keras yang berdampak pada gaya hidup dan lingkungan sosial, sehingga menjadi budaya buruk,” ungkap para anak.

Selain itu, anak-anak menyoroti keterbatasan akses dan fasilitas pendidikan di beberapa daerah yang menyebabkan ketidakmerataan kesempatan dalam menempuh pendidikan.

Mereka memohon kepada pemerintah dan pemerintah daerah untuk memperkuat regulasi dan kebijakan pada sistem pendidikan di Indonesia, termasuk peningkatan kualitas pendidik, pengembangan kurikulum yang adaptif, serta pemerataan fasilitas pendidikan yang ramah anak secara menyeluruh.

“Untuk itu, kami memohon kepada pemerintah dan pemerintah daerah untuk memperkuat regulasi dan kebijakan pada sistem pendidikan di Indonesia terkait peningkatan kualitas pendidik dan tenaga pendidikan, pengembangan kurikulum yang adaptif, serta pemerataan fasilitas pendidikan yang ramah anak secara menyeluruh,” pungkas mereka.

Acara peringatan Hari Anak Nasional 2024 di Istora Papua Bangkit ini tidak hanya menjadi ajang selebrasi, tetapi juga momentum penting bagi anak-anak untuk menyuarakan harapan mereka demi masa depan yang lebih baik.

Presiden Jokowi bersama Ibu Negara Iriana Jokowi dan Wury Ma’ruf Amin memberikan apresiasi yang tinggi atas aspirasi yang disampaikan, menjanjikan perhatian dan tindakan nyata untuk mewujudkan impian anak-anak Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *