Jakarta, Owntalk.co.id – Menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporan “Statistik Kriminal 2023”, Aceh tercatat sebagai provinsi dengan jumlah kasus pemerkosaan tertinggi di Indonesia pada tahun 2023.
Sepanjang tahun tersebut, terjadi 135 kasus pemerkosaan di Aceh, menempatkan provinsi ini di posisi puncak dalam daftar provinsi dengan kasus pemerkosaan terbanyak di Indonesia.
Secara keseluruhan, BPS mencatat sebanyak 1.443 kasus pemerkosaan di seluruh Indonesia selama tahun 2023. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 23,97 persen dibandingkan tahun sebelumnya, di mana jumlah kasus pemerkosaan tercatat sebanyak 1.164 kasus.
Fakta yang mengkhawatirkan adalah sebagian besar korban dalam kasus-kasus pemerkosaan ini adalah anak-anak, menyoroti masalah serius yang perlu segera diatasi oleh pemerintah dan masyarakat.
Selain pemerkosaan, kasus kejahatan seksual lainnya juga mencatat angka yang cukup tinggi. Total terdapat 4.336 kasus kejahatan seksual di Indonesia sepanjang 2023.
Dari jumlah tersebut, kasus pencabulan mendominasi dengan 2.893 kasus, diikuti oleh kasus pemerkosaan yang mencapai 1.443 kasus.
Setelah Aceh, Jawa Barat berada di posisi kedua dengan jumlah kasus pemerkosaan terbanyak, yakni 114 kasus. Selanjutnya, Jawa Timur mencatat 106 kasus, dan Sulawesi Selatan berada di urutan berikutnya dengan 101 kasus.
Di sisi lain, provinsi dengan jumlah kasus pemerkosaan terendah adalah Kepulauan Riau dengan hanya 9 kasus. Kalimantan Utara dan Bali masing-masing mencatat 10 kasus, menjadikannya provinsi dengan angka pemerkosaan paling rendah setelah Kepulauan Riau.
Peningkatan jumlah kasus pemerkosaan dan kejahatan seksual lainnya di Indonesia menunjukkan perlunya langkah-langkah strategis yang lebih kuat dan terfokus dalam penanganan dan pencegahan kejahatan seksual. Edukasi yang lebih baik, pemberdayaan korban, serta penegakan hukum yang tegas harus menjadi prioritas utama.
Pemerintah, bersama dengan organisasi masyarakat dan lembaga terkait, perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi semua warga negara, terutama anak-anak yang menjadi korban terbanyak dalam kasus-kasus ini.
Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melaporkan kejahatan seksual dan memberikan dukungan kepada korban juga sangat penting. Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta perubahan positif yang signifikan dalam menekan angka kejahatan seksual di Indonesia.
Selain itu, upaya rehabilitasi dan reintegrasi bagi para korban juga harus diperkuat untuk memastikan mereka dapat pulih secara fisik dan psikologis, serta melanjutkan kehidupan mereka dengan lebih baik.