Polri Apps
banner 728x90

Konser Guyon Waton Batal, Penonton Ngamuk dan Bakar Panggung

Potret para penonton membakar panggung. (Dok; @infotangerang.id)

Jakarta, Owntalk.co.id – Lentera Festival yang diadakan di Lapangan Sepak Bola Pasar Kemis, Kampung Tereup, Desa Suka Asih, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, berujung ricuh pada Minggu malam, 23 Juni.

Kericuhan dipicu oleh pembatalan penampilan artis utama, yang membuat penonton kecewa dan bertindak anarkis.

Kapolsek Pasar Kemis, AKP Ucu Nuryandi, menjelaskan bahwa pembatalan artis seperti Guyon Waton disebabkan oleh ketidakmampuan panitia membayar honor mereka. Penonton yang telah membayar tiket seharga Rp 115 ribu merasa kecewa dan marah, hingga berani bertindak anarkis.

“Panitia mengalami masalah pembayaran dengan artis, sehingga konser tidak bisa dimulai,” ungkap Ucu Nuryandi, Senin (24/6).

Sekitar pukul 19.00 WIB, penonton yang sudah memadati lokasi konser mulai merasa gelisah karena tidak ada tanda-tanda dari panitia. Ketika jam menunjukkan pukul 20.00 WIB, konser masih belum dimulai.

Penonton yang marah mulai meminta kejelasan, namun tidak mendapatkan respons. Kekecewaan mereka memuncak saat beberapa penonton naik ke panggung, merusak sound system, alat musik, hingga membakar panggung.

Tak hanya merusak dan membakar, beberapa penonton juga menjarah peralatan konser. Mereka membawa pagar, besi, dan berbagai barang dari panggung. Polisi yang tiba di lokasi berusaha membubarkan massa dan mengejar para pelaku penjarahan.

“Ada yang membawa pagar, besi, semuanya dari panggung. Kami kejar dan ambil kembali barang-barang tersebut,” ujar AKP Ucu.

Usai kericuhan, musikus Guyon Waton mengunggah surat perjanjian dari Ketua Pelaksana Lentera Festival, Muhamad Dian Parmana (MDP). Dalam surat tersebut, panitia mengakui kewajiban mereka yang belum dipenuhi dan menyatakan bahwa jika administrasi tidak selesai, NDX A.K.A dan Guyon Waton berhak tidak tampil. Hal ini memperjelas bahwa masalah administrasi adalah penyebab utama batalnya konser.

Polisi kini tengah melakukan penyelidikan terhadap panitia acara. Delapan saksi, termasuk lima anggota Event Organizer (EO) dan tiga anggota panitia, telah diperiksa.

Polisi juga sedang memburu MDP, ketua penyelenggara yang diduga terlibat dalam penggelapan dan penipuan yang menyebabkan kericuhan ini.

“Kami terus melakukan penyelidikan dan mengejar ketua penyelenggara konser musik, yang identitasnya sudah kami ketahui,” tambah Ucu.

Kericuhan di Lentera Festival menjadi pelajaran penting bagi penyelenggara acara musik. Pentingnya profesionalisme dan transparansi dalam mengelola acara menjadi sorotan utama agar insiden serupa tidak terulang di masa depan.

Bagi penonton, peristiwa ini menambah catatan buruk terkait keamanan dan kenyamanan dalam menghadiri konser musik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *