Polri Apps
banner 728x90

Sejarah Pabrik Semen Pertama di Asia Tenggara

Kawasan pabrik Indarung. Pelopor industri semen di Indonesia. (Dok; IST)

Kontribusi Pabrik Semen Indarung bagi pembangunan infrastruktur di Indonesia dan masyarakat Sumatra Barat telah merentang sejak era kolonial hingga Orde Baru. Kini, salah satu warisan budaya di tanah Minangkabau, Sumatra Barat, mendapatkan pengakuan internasional.

Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) telah mengakui arsip situs Pabrik Indarung I sebagai warisan dokumentasi sejarah dunia.

Kepedulian BUMN Semen Padang dalam mengarsipkan rekam jejak pabrik ini dari tahun 1910 hingga 1972 mendapatkan apresiasi dari Memory of the World Committee for Asia and the Pacific (MOWCAP) oleh UNESCO.

Sertifikat MOWCAP diserahkan oleh Ketua MOWCAP, Kwibae Kim, setelah Kepala Unit Humas dan Kesekretariatan PT Semen Padang, Nur Anita Rahmawati, menyampaikan presentasi nominasi di hadapan sidang umum Regional MOWCAP di Ulaanbaatar, Mongolia, Rabu (8/5/2024).

Dalam keterangan persnya, Direktur Utama PT Semen Padang, Indrieffouny Indra, mengungkapkan bahwa penetapan arsip Pabrik Indarung I sebagai MOWCAP oleh UNESCO merupakan buah dari kerja keras yang dilakukan selama ini, mulai dari pengumpulan dan penyusunan dokumen hingga pendaftaran MOWCAP.

Penetapan ini merupakan proses panjang sejak bangunan tersebut ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional dan pada 23 Mei 2023, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) resmi mengakui arsip tersebut sebagai Warisan Kolektif Bangsa (MKB).

Namun, penetapan arsip Indarung di MOWCAP bukanlah akhir dari perjalanan ini. PT Semen Padang berencana melanjutkan perjuangan agar arsip ini diakui sebagai Memory of the World (MOW) oleh UNESCO.

“Setelah MOWCAP dari UNESCO ini, kami akan lanjut ke MOW sehingga arsip dari Pabrik Indarung I ini bisa menjadi sejarah bagi dunia. Ini target kami selanjutnya. Kami berharap dukungan dari semua pihak, termasuk dari Arsip Nasional Republik Indonesia,” ujar Nur Anita.

Pengakuan UNESCO ini tidak hanya menunjukkan kepedulian PT Semen Padang terhadap budaya dan sejarah, tetapi juga mengangkat nama Indonesia di kancah internasional.

Sebagai pabrik semen pertama di Indonesia dan Asia Tenggara, Pabrik Indarung I memiliki kontribusi besar bagi pembangunan infrastruktur di Indonesia dan masyarakat Sumatra Barat. Pabrik ini menjadi tonggak sejarah industri semen nasional, yang merentang dari era kolonial hingga Orde Baru.

Berlokasi 14 kilometer dari pusat Kota Padang, tepatnya di Kecamatan Lubuk Kilangan, Pabrik Indarung I didirikan oleh Belanda pada 18 Maret 1910 dengan nama NV Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappij (NV NIPCM).

Perusahaan ini kemudian sepenuhnya menjadi milik Indonesia sesuai amanat Undang-Undang No 86 tahun 1958 tentang Nasionalisasi. Pabrik legendaris ini dibangun oleh perwira Belanda berkebangsaan Jerman, Carl Christophus Lau, yang menemukan batu-batu menarik di sekitar Padang dan mengajukan pendirian pabrik semen di Indarung.

Pabrik Indarung I mampu memproduksi 76,5 ton semen per hari pada awal berdirinya. Menjelang Perang Dunia II, produksi meningkat hingga 170.000 ton per tahun, kapasitas tertinggi saat itu.

Setelah nasionalisasi pada 1958, produksi Indarung I terus meningkat hingga 330.000 ton per tahun. Pada 1999, mesin pabrik ini dipensiunkan dan ditetapkan sebagai cagar budaya nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 54/M/2023 pada 27 Februari 2023.

Kini, kawasan cagar budaya nasional Indarung menjadi objek wisata di Sumatra Barat yang dapat dikunjungi untuk tujuan penelitian dan pembelajaran, meskipun masih berada di bawah pengawasan PT Semen Padang. Tur pabrik Indarung I, yang telah menjadi “industrial heritage,” menawarkan wisata industri yang sangat populer dalam beberapa tahun terakhir.

Seperti halnya situs tambang batu bara di Ombilin, Sawahlunto, Sumatra Barat, wisata ini memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk mengetahui sejarah, budaya, dan teknologi industri yang digunakan serta dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan.

Untuk menjaga keberadaan situs dan keselamatan pengunjung, jumlah pengunjung tur pabrik biasanya dibatasi dan kunjungan baru boleh dilakukan setelah mendapat izin.

Sejak berdiri pada 1910 dan berhenti beroperasi pada 1999, Pabrik Indarung I telah memproduksi jutaan ton semen untuk memenuhi kebutuhan semen di dalam dan luar negeri.

Banyak publik yang mungkin tidak mengetahui bahwa sejumlah mahakarya kebanggaan bangsa seperti Monumen Nasional (Monas), Gedung DPR/MPR, dan Jembatan Semanggi di Jakarta, hingga Jembatan Ampera di Palembang, berdiri kokoh sampai sekarang sebagai bukti keunggulan kualitas produk dari Pabrik Semen Indarung.

Dengan pengakuan UNESCO, warisan sejarah ini diharapkan dapat terus dilestarikan dan menjadi kebanggaan bagi generasi mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *