KKP Siapkan Ocean Big Data dan Ocean Accounting Untuk Pengelolaan Ruang Laut

Ilustrasi restorasi terumbu karang. (Dok: KKP)

Jakarta, Owntalk.co.id – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah mengembangkan perangkat berbasis teknologi digital, yaitu Ocean Big Data dan Ocean Accounting, sebagai instrumen pengelolaan ruang laut yang canggih dan handal.

Dalam Archipelagic and Island States (AIS) Blue Economy High Level Dialogue dengan tema “The Future Outlook of Blue Economy.”.

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Victor Gustaaf Manoppo, menjelaskan bahwa kedua perangkat ini akan memantau dan mengukur kualitas serta integritas ekologi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi maritim yang berkelanjutan.

Ocean Big Data, yang dikembangkan melalui teknologi seperti radar, sensor pengukur kualitas air laut, drone bawah air (AUV), drone udara, dan satelit nano, akan memetakan aktivitas laut dan kondisi serta habitat laut.

Sementara itu, Ocean Accounting akan mengintegrasikan data spasial dan non-spasial untuk memberikan informasi kondisi kelautan Indonesia dan perubahan neraca yang berguna dalam perkembangan industri kelautan dan perikanan.

Victor menambahkan bahwa KKP akan bekerja sama dengan Starlink untuk memfasilitasi kapal penangkapan ikan dalam mengirimkan data tangkapan secara online melalui aplikasi e-PIT. Sebanyak 20 satelit nano dijadwalkan akan diluncurkan dan dioperasikan pada Januari 2024.

Berdasarkan teknologi dan kecerdasan buatan (AI), Ocean Big Data akan menyediakan data kondisi pesisir dan laut yang diperbarui secara berkala.

Hal ini dapat digunakan sebagai sistem pendukung keputusan, terutama untuk membantu mengelola dan memantau sumber daya dan ekosistem pesisir dan laut secara berkesinambungan.

“Ocean Accounting memberi kemudahan untuk mengukur setiap kegiatan pemanfaatan ruang laut, pencemaran dan kerusakan serta membantu memetakan upaya konservasi, rehabilitasi, dan restorasi laut Indonesia. Ocean Accounting juga dapat memprediksi dampak dari setiap perizinan pemanfaatan ruang laut terhadap kondisi kualitas dan fungsi ekologi laut dalam jangka menangah maupun jangka panjang,” tambahnya.

Victor berharap seluruh pemangku kepentingan dapat memanfaatkan Ocean Big Data dan Ocean Accounting untuk pemanfaatan ruang laut demi keberlanjutan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan hidup.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan ekologi laut seiring dengan optimalisasi pemanfaatan laut dari aspek ekonomi dan sosial budaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *