Jakarta, Owntalk.co.id – Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita, mengajak pelaku industri kecil dan menengah (IKM) untuk memanfaatkan potensi pasar dalam negeri dan luar negeri dengan memaksimalkan industri pengolahan kedelai, khususnya dalam produksi tempe.
Reni menekankan bahwa tempe memiliki pangsa pasar tersendiri karena dapat diterima oleh berbagai kalangan masyarakat.
Sebagai bentuk dukungan, Direktorat Jenderal IKMA telah membina banyak pelaku IKM pangan, termasuk tempe, dan membantu mereka menguasai pasar lokal hingga mencapai pasar internasional.
Data BPS menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi tempe per kapita per tahun mencapai 7,3 kg, sedangkan konsumsi tahu sebesar 7,7 kg pada tahun 2022.
Reni menyoroti bahwa sebagian besar bahan baku kacang kedelai diolah menjadi tahu dan tempe, mencapai 90 persen. Sisanya diolah menjadi produk olahan lainnya seperti kecap dan tauco.
Dalam konteks nilai ekonomi, industri produsen tahu dan tempe memiliki peran penting.
Namun, Reni juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas produk, kebersihan, dan higienitas dalam proses produksi tahu dan tempe. Ini bertujuan agar produk dapat memenuhi standar internasional dan dapat diterima oleh pasar global.
Meskipun demikian, terdapat beberapa tantangan dalam pengembangan IKM tahu dan tempe, termasuk fluktuasi bahan baku, rendahnya adopsi teknologi, kurangnya penerapan standarisasi dan sistem keamanan pangan, serta potensi pencemaran lingkungan.
Kemenperin terus berupaya mendukung pelaku IKM tahu dan tempe dengan meningkatkan efisiensi, higienisitas, menjaga mutu, dan diversifikasi produk. Hal ini mencakup upaya menjaga kelestarian lingkungan.
Pada acara peresmian rumah produksi kedua IKM Rumah Tempe Azaki, Kemenperin menunjukkan komitmennya dalam mendukung pelaku IKM tahu dan tempe untuk menjadi lebih efisien, higienis, dan berkelanjutan.
IKM Rumah Tempe Azaki, yang telah menerapkan standar keamanan pangan seperti HACCP, SNI, BPOM, dan Halal, berhasil mengekspor tempe beku ke berbagai negara, termasuk Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Amerika Serikat, dengan volume ekspor mencapai rata-rata 44 ton per bulan pada tahun 2023.
Dalam acara tersebut, turut hadir Duta Besar Amerika Serikat untuk Republik Indonesia, Sung Y Kim.