Warga Rempang-Galang Waspadai Oknum Yang Memancing di Air Keruh

Foto : Simon Payung Hasan.

Batam, Owntalk.co.id – Situasi di Pulau Rempang-Galang yang telah menciptakan ketegangan dalam hubungan antara komunitas Melayu Rempang dan otoritas BP Batam, telah menarik perhatian Simon Payung Masan, seorang tokoh masyarakat Flores NTT yang tinggal di Batam.

Menurut Simon, masalah ini menjadi serius dan mendapat perhatian baik dari pemerintah pusat maupun daerah, yang berusaha mencari solusi yang tepat untuk mendukung program pengembangan Pulau Rempang sambil tetap memperhatikan hak-hak masyarakat setempat.

Simon Payung Masan berharap agar warga Rempang secara umum, dan warga keturunan Flores NTT yang terdampak investasi ini khususnya, tetap tenang dan sabar sambil menunggu proses yang sedang diupayakan oleh pemerintah daerah bersama tim advokasi warga.

“Semua aspirasi/tuntutan dari warga sangat logis dan masuk akal mengingat keberadaan mereka sudah sangat lama disana bahkan sebelum Indonesia meredeka. Ada suara-suara sumbang bahwa sejak dahulu pulau Rampang itu tak berpenghuni, asumsi ini sama sekali tidak benar,” katanya.

Simon mengingatkan bahwa sebelum pembangunan jembatan, masyarakat Melayu Rempang menggunakan transportasi laut seperti sampan dan pompong untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka di Tanjung Pinang.

Namun, setelah jembatan-jembatan antar pulau dibangun, wilayah ini berkembang pesat.

“Sejak saat itulah, banyak masyarakat mencoba membeli lahan-lahan disana kepada aparat desa setempat sekedar untuk bercocok tanam maupun pemeliharaan unggas (ayam pedaging dan petelur),” ujarnya.

“Tak bisa dipungkiri masyarakat yang datang belakangan di Rempang ini setelah jembatan penghubung dibangun, juga kebanyakan sekedar berspekulasi dengan harapan bahwa suatu saat lahan mereka akan diambil alih pemerintah dan mereka memperoleh ganti rugi,” tambahnya.

Kini kata dia, hal tersebut semakin nyata dimana pemerintah mau mengembangkan dan menetapkan pulau Rempang sebagai Eco-City dan sebagai Proyek Strategis Nasional.

“Rencana pengembangan pulau ini bukanlah hal baru sejak tahun 2004 wacana pengembangan wilayah ini sudah pernah di bicarakan. Dan kala itu pulau Rempang belum seramai saat ini,” kata Ketua Yayasan Keluarga Flobamora Batam ini.

Saat ini, pemerintah berencana mengembangkan Pulau Rempang menjadi kota baru dengan konsep Green and Sustainable City.

Simon mengingatkan perusahaan-perusahaan yang ingin berinvestasi di wilayah ini untuk memprioritaskan tuntutan masyarakat setempat, serta memastikan komitmen dalam merekrut tenaga kerja dari masyarakat setempat dan memberikan pelatihan yang diperlukan.

Dia juga mengingatkan bahwa dalam menghadapi rencana pengembangan ini, masyarakat harus waspada terhadap pihak-pihak yang mencoba memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan pribadi.

Dia menyerukan kepada semua pihak yang berkepentingan untuk berdialog secara konstruktif demi mencari solusi yang menguntungkan semua pihak.

Menurut Ketua Sekolah Sinar Timur ini, kehadiran industri strategis tak bisa dipungkiri juga merupakan suatu kebanggaan bagi bangsa dan negara kita ini. (AS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *