Polri Apps
banner 728x90

Gubernur Bank Indonesia Ungkap Nilai Tukar Rupiah Terkendali

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo. (Dok; Tangkapan Layar Kanal Youtube BI)

Jakarta, Owntalk.co.id – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengungkapkan bahwa nilai tukar Rupiah berhasil terkendali berkat kebijakan stabilisasi yang diimplementasikan oleh Bank Indonesia.

Dalam catatan tahun ini, nilai tukar Rupiah menguat sebesar 3,63 persen ptp dibandingkan dengan akhir tahun 2022. Penguatan ini lebih kuat dibandingkan dengan apresiasi Peso Filipina, Rupee India, dan Baht Thailand, masing-masing sebesar 1,78 persen, 1,11 persen, dan 0,42 persen.

Perry menyatakan optimis bahwa ke depan, nilai tukar Rupiah akan semakin menguat. Hal ini didukung oleh meredanya ketidakpastian di pasar keuangan global, prospek pertumbuhan ekonomi yang positif, inflasi yang terkendali, imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik, dan dampak positif dari implementasi PP 36/2023 tentang DHE SDA.

“Persepsi investor terhadap perekonomian Indonesia juga semakin kuat, seiring dengan peningkatan outlook sovereign credit rating Indonesia oleh lembaga pemeringkat R&I, dari stabil menjadi positif, dengan level rating tetap terjaga pada BBB+ (dua notch di atas level terendah investment grade),” jelas Perry.

Bank Indonesia akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah dengan menggunakan triple intervention dan twist operation, sebagai langkah untuk mengurangi risiko dampak ketidakpastian pasar keuangan global.

Perry juga menyoroti perkembangan inflasi yang telah kembali ke dalam sasaran lebih cepat dari yang diperkirakan. Pada bulan Juni 2023, inflasi IHK tercatat sebesar 3,52 persen (yoy), berada dalam sasaran 3,0±1 persen. Penurunan inflasi terjadi di semua kelompok.

Inflasi inti pada bulan Juni 2023 mencapai 2,58 persen (yoy), menurun dari bulan sebelumnya sebesar 2,66 persen (yoy), berkat stabilnya nilai tukar, penurunan harga komoditas global, pengendalian inflasi volatile food yang lebih rendah, dan perkiraan inflasi yang terkendali.

Inflasi pada kelompok volatile food mencatat 1,20 persen (yoy), menurun dari bulan sebelumnya yang mencapai 3,28 persen (yoy). Sementara itu, inflasi kelompok administered prices juga menurun dari 9,52 persen (yoy) menjadi 9,21 persen (yoy).

Kembalinya inflasi ke dalam sasaran merupakan hasil positif dari konsistensi kebijakan moneter dan sinergi yang erat antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam mengendalikan inflasi pangan melalui TPIP dan TPID serta penguatan GNPIP di berbagai daerah.

“Dengan perkembangan ini, Bank Indonesia yakin bahwa inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran 3,0±1 persen pada sisa tahun 2023 dan 2,5±1 persen pada 2024,” ujar Perry.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *