Polri Apps
banner 728x90

KTT ASEAN Bepengaruh Positif Terhadap Kain Tenun Ikat Flores

Aktivitas pengrajin kain ikat flores, Fermiana, di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, pada Selasa (9/5/2023). (Dok: InfoPublik/Agus Siswanto))

Jakarta, Owntalk.co.id – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN 2023 di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), memberikan pengaruh positif terhadap usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), seperti kain tenun ikat flores.

Menurut penuturan petugas Tourist Informatian Center (TIC) di Pelabuhan Labuan Bajo, Karel, dalam 3 hari pernah terjual kain ikat senilai Rp3 juta. Selain itu, tidak sedikit juga tugas KTT ASEAN yang melihat pembuatan kain ikat flores.

“Dengan event KTT ASEAN memang membuat kain tenun ikat flores makin dikenal para wisatawan, termasuk delegasi KTT,” kata Karel di Labuan Bajo, Selasa (9/5/2023).

Sementara itu, pengrajin kain ikat flores, Fermiana, menuturkan membutuhkan waktu sekitar 3 sampai 6 bulan untuk menghasilkan kain ikat. “Terdapat tiga warna dasar kain ikat Flores yakni biru, kuning, dan hijau,” ujarnya.

Fermiana menambahkan, kain ikat flores menggunakan bahan alam seperti akar mengkudu.Seperti dilansir laman budaya-indonesia.org, kain tenun ikat flores merupakan salah satu budaya kain tenun ikat yang berasal dari Pulau Flores, NTT.

Flores terdiri dari berbagai macam suku dengan adat budaya yang berbeda-beda, demikian pula dengan motif-motif kain tenunnya. Pada zaman dulu, kain tenun itu merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk barang seserahan apabila ada acara-acara penting seperti acara pernikahan sampai acara kematian. 

Proses pembuatan kain tenun ini dilakukan secara manual, dari proses ikat untuk pembentukan motif, proses pencelupan warna yang dilakukan berulang-ulang karna satu warna saja butuh waktu selama 2-3 hari untuk pengeringan.

Kemudian benang-benang yang sudah dingin itu akan ditarik menjadi sebuah kain sarung.Dengan perkembangan zaman sekarang ini, kain tenun ikat semakin banyak digemari karena sudah adanya perkembangan motif dan warna. 

Kain tenun ikat flores banyak digemari karna bisa dipakai sebagai bahan pembuatan baju (jas, dress dan lain-lainya), atau bisa digunakan sebagai selendang, hiasan dinding, taplak meja, tas dan lain-lain tergantung dari motif-motifnya.

Sebelumnya, sebanyak 10 pelaku UMKM terbaik siap memamerkan produknya di gelaran KTT ke-42 ASEAN 2023 di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 9 hingga 11 Mei.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Manggarai Barat, Theresia Asmon, Jumat (5/5/2023).

Sebanyak 10 UMKM ini siap memamerkan hasil kerajinan tangan berupa kain tenun, pakaian, dan aksesoris. Terdapat juga berbagai produk makanan dan minuman khas Manggarai Barat.

Theresia mengatakan, para pelaku usaha ini sudah memiliki pengalaman mengikuti acara tingkat internasional sehingga kualitas dari produknya sudah terjamin.

Menurut Theresia, kehadiran acara internasional akan semakin menumbuhkan rasa percaya diri para pelaku usaha dan perajin untuk meningkatkan kualitas produknya.

“UMKM yang lain enggak berkesempatan tampil di KTT, bisa gabung di side event yang lain, kan ada juga event yang lain,” ujar Theresia.

Ia menyampaikan, dukungan dari pemerintah dalam memfasilitasi UMKM mampu memberikan semangat dan optimistis pelaku usaha untuk naik kelas.

“Itu jadi momentum yang berharga dan bisa membuka banyak event internasional lain di Labuan Bajo. Ke depan kita harus lebih bersemangat karena akan lebih banyak lagi event kejutan buat Labuan Bajo,” ujar Theresia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *