Tanjungpinang, Owntalk.co.id – Keluarga Kesultanan Riau Lingga mengadakan Haul Ke-3 Sultan Abdurrahman Muazzam Syah II yang dipusatkan di Masjid Raya Sultan Riau, Penyengat, Tanjungpinang, Selasa, 28/2/2023. Upacara yang dihadiri sedikitnya 500-an peserta Haul itu dimaksudkan untuk mengenang jasa-jasa Sutan Riau Lingga terakhir itu, serta meminta ridho dari Tuhan agar keluarga Kesultanan dilancarkan dalam menjalankan kewajibannya menata adat istiadat.
”Tema Haul kali ini adalah memperkenalkan budaya Islam dalam budaya Melayu dengan nilai-nilai budaya luhur. Sekaligus dalam peringatan kali ini kami (Keluarga Kesultanan Riau Lingga) mengharapkan dapat meraup keridhaan dari Tuhan dalam membangun Kepulauan Riau. Hak-hak hukum adat dan tata cara pengelolaan hak-hak hukum adat sepatutnyalah dijalankan dengan cara yang adil dan beradab,” kata Ketua Panitia Haul Ke-3 Sultan Abdurrahman Muazzam Syah II, Tengku Fuad, kepada Owntalk.co.id, Selasa, 28/2/2023.
Dalam membangun Provinsi Kepulauan Riau ke depan, kata Tengku Fuad, perlu pemahaman yang utuh tentang Lembaga Adat Kesultanan Riau Lingga yang kini telah diamanatkan menjadi salah satu kesultanan yang diakui negara dan dunia. ”Dengan momentum Haul kali ini, pihak yang masih belum sepaham dengan keluarga Kesultanan Riau Lingga, kami harapkan agar benar-benar memahami dengan baik akar budaya dan sejarah kesultanan. Semua elemen masyarakat, kami ajak bersama-sama menjalankan perannya dalam membangun negeri ini,” ucap Tengku Fuad.
Sebagai Sultan terakhir di Riau Lingga, Abdurrachman Muazzam Syah di penghujung hidupnya mengadakan perjalanan dari Pulau Penyengat ke Trengganu. Di negara jiran itu ada kerabatnya yang siap membantu perjuangan Sultan. Salah satu penghargaan yang dilakukan penduduk di negeri jiran itu adalah pemberian nama satu daerah dengan sebutan Kampung Lingga di Trengganu. ”Beliau terus berjuang dari negeri seberang, sambil mengangkat budaya Riau Lingga, seperti pengembangan obat-obatan yang berasal dari tanaman yang ada di Pulau Penyengat dan Lingg,” ujar Tengku Fuad.
Meski dalam suasana bersyukur, namun Tengku Fuad masih merasakan adanya tekanan dari berbagai pihak kepada keluarga Kesultanan Riau Lingga. ”Kami seakan-akan dimusuhi, tetapi ke depan kami akan tetap mendukung upaya pemerintah, zuriat, kerabat dan seluruh masyarakat. Kami akan terus menjaga amanah dari Allah yang diberikan kepada Sultan, untuk menjaga umatNya, meletakkan sesuatu pada tempatnya. Kami bukanlah yang paling bersih, tetapi kami suka yang bersih, kami bukan yang paling baik tetapi suka kebaikan, dan kami bukanlah paling benar, tetapi kami menginginkan kebenaran,” tegas Tengku Fuad.
Dalam membangun Provinsi Kepulauan Riau ke depan, perlu pemahaman yang utuh tentang Lembaga Adat Kesultanan Riau Lingga yang kini telah diamanatkan menjadi salah satu kesultanan yang diakui negara dan dunia. Dengan momentum Haul kali ini, pihak yang masih belum sepaham dengan keluarga Kesultanan Riau Lingga, kami harapkan agar benar-benar memahami dengan baik akar budaya dan sejarah kesultanan. Semua elemen masyarakat, kami ajak bersama-sama menjalankan perannya dalam membangun negeri ini. Tengku Fuad, Ketua Panitia HAUL Sultan Abdurrahman Muzzam Syah II
Acara Haul Ke-3 Sultan Abdurrahman Muzzam Syah di Penyengat ini dimotori oleh salah satu perguruan tinggi, yakni Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Sultan Abdurrahman, Kepulauan Riau. Dalam penjelasannya, pembawa acara dari STAIN menjelaskan seluruh pihak bekerjasama belajar dan mengembangkan warisan budaya yang ditinggalkan Sultan Abdurrahman Muzzam Syah.
Sebanyak 500-an hadirin yang datang ke Penyengat terdiri dari Lembaga Adat Kesultanan Riau Lingga dan keluarga besarnya, berbagai komponen anggota masyarakata Kepri, pemerintah, ahli waris, zuriat, kerabat, seniman, budayawan, akademisi, dan juga sivitas akademi STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau. Lembaga pendidikan itu menjadikan momen Haul sebagai sarana penelitian budaya untuk didalami oleh para mahasiswa yang ingin menggali ilmu dalam budaya Islam dan Melayu.
Sultan Adurrahman Mu’azzam Syah merupakan Sultan Riau Lingga yang berkuasa pada tahun 1885 sampai dengan 1911. Banyak pelajaran yang ingin digali oleh para akademisi dari sejarah perjalanan dan perlawanan Sultan Abdurrahman Muzzam Syah melawan musuh-musuhnya. Ketua Sekolah Tinggi Islam Negeri Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau yang diwakili Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Maysarakat Abdulrahman M Sos, menjelaskan pentingnya sejarah itu didalami generasi muda.
Turut hadir dalam Acara Haul, yakni Al Muqorram Ismail yang sekaligus memberikan pencerahan dalam bentuk ceramah. Acara dihadiri oleh perwakilan Gubernur Kepri, yakni H Raja Imran Hanafie, Wali Kota Tanjungpinang yang diwakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang, Mohammad Nazri, Kodim Tanjungpinang Kol Inf Tommy Anderson MT, Kapolres Tanjungpinang AKP Sandi Pratama, Ketua LARL yang juga dikenal dengan Sultan Riau Lingga, Tengku Armizan, Pengurus Mesjid Raya Sultan Riau Ust Al Hafids, Lurah Penyengat. Para dosen STAIN, mahasiswa dan civitas akademika STAIN Kepri. (*)