Berita  

Saatnya Mahasiswa Belajar Tinggal di Rusun

Tower Rusun Politeknik Negeri Lhokseumawe setinggi tiga lantai dan memiliki 43 unit hunian tipe 24. (Ristyan MP/Kementerian PUPR)

Jakarta, Owntalk.co.id – Mahasiswa tinggal di rumah susun (rusun), Langkah itu didukung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sejak beberapa tahun terakhir.

Dukungan itu diwujudkan lewat bantuan penyediaan rusun di sejumlah kampus. Sebagai catatan, pada 2022 lalu, Kementerian PUPR melalui Direktorat Perumahan mematok target 5.141 unit rusun. Dari jumlah terdebut terbagi, sebanyak 1.594 unit untuk lembaga pendidikan keagamaan berasrama.

Berikutnya, sebanyak 766 unit untuk perguruan tinggi, sebanyak 764 unit rusun untuk MBR, dan 982 unit untuk pekerja (termasuk rusun untuk PEN Batang), serta 1.035 unit untuk ASN atau Polri.

Lahan yang kian terbatas dan harga yang mahal, menjadi salah satu alasan Direktorat Jenderal (Ditjen) Perumahan Kementerian PUPR menyediakan hunian secara vertikal atau Rusun. Lokasinya tersebar di seluruh pelosok tanah air. Salah satunya, sebagai contoh, adalah Rusun Politeknik Negeri Lhokseumawe yang dibangun Balai Penyediaan Perumahan (BP2P) Sumatra I.

Rusun Politeknik Negeri Lhokseumawe saat ini sudah siap diserahterimakan kepada pihak Politeknik untuk dikelola dan dimanfaatkan. “Kami ingin mahasiswa di daerah bisa juga merasakan hasil pembangunan pemerintah seperti Rusun. Mereka bisa belajar tinggal di Rusun dan fokus menuntut ilmu di bangku kuliah,” ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto di Jakarta, Senin (13/2/2023).
 
Menurut Iwan, Kementerian PUPR berusaha agar hasil pembangunan hunian vertikal yang dibangun memiliki kualitas bangunan yang baik dan dilengkapi dengan fasilitas yang memadai. Guna mendorong minat mahasiswa agar mereka mau tinggal di Rusun, pihaknya juga melengkapi unit hunian dengan meubalair yang memadai sehingga para mahasiswa tidak perlu membawa banyak barang-barang dan hanya membawa pakaian dan buku kuliah untuk belajar dengan baik.
 
Sementara itu, Kepala Balai Penyediaan Perumahan (BP2P) Sumatera I, Teuku Faisal Riza menyatakan, dalam setiap pelaksanaan pekerjaan pembangunan bantuan rumah susun yang kami laksanakan selalu diaudit dan didampingi oleh pihak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), tidak terkecuali pembangunan Rusun Politeknik Negeri Lhokseumawe ini.
 
“Kami ingin mengklarifikasi bahwa yang menjadi produk akhir dari hasil pemeriksaan BPK adalah rekomendasi yang ada dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK. Saat ini, kami di BP2P Sumatera I telah menyampaikan seluruh data-data dan dokumen yang diperlukan untuk memenuhi prosedur pemeriksaan tersebut secara lengkap,” tandasnya.
 
Balai Penyediaan Perumahan (BP2P) Sumatera I telah menyelesaikan pembangunan Rusun Politeknik Negeri Lhokseumawe pada tahun 2022 lalu. Rusun tersebut berlokasi di Jalan Medan – Banda Aceh Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe. Rusun ini nantinya diperuntukkan untuk asrama mahasiswa yang belajar di Politeknik tersebut.
 
“Rusun tersebut dibangun satu tower setinggi tiga lantai dan memiliki 43 unit hunian tipe 24. Rusun tersebut telah selesai dibangun dan akan dilakukan serah kelola dari Kementerian PUPR ke pihak Poltek untuk segera dimanfaatkan dan dihuni. Kami juga selalu berkoordinasi dan hasil pembangunan juga diaudit oleh BPK guna memenuhi prosedur pemeriksaan yang berlaku,” katanya.

Exit mobile version