banner 728x90

Keindahan Alam Pulau Maitara Jadi Magnet Wisatawan

Pulau Maitara. Dikelilingi pantai bersih berpasir putih, yang jauh dari kesan tercemar, ombak di kawasan wisata itu juga tergolong sedang, tidak terlalu besar. (Dok; Thiobedda)

Jakarta, Owntalk.co.id – Pulau Maitara yang terletak diantara Pulau Kota Ternate dan Pulau Kota Tidore, Provinsi Maluku Utara, pada masa lalu merupakan batas kedua kesultanan di sana, yaitu Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore. Maluku Utara dulu beribu kota di Ternate sebelum pindah ke Sofifi.

Dalam bahasa setempat, ‘Mai’ memiliki arti batu gunung, sedangkan ‘Tara’ berarti ke bawah. Jadi nama Pulau Maitara memiliki makna sebagai ‘batu gunung yang turun’. Pulau Maitara sendiri memiliki luas 206 hektare (ha).

Selain pemandangan Pulau Maitara, pada alat tukar berbahan kertas itu juga ada pula gambar Pulau Tidore, gunung, laut, serta manusia dengan aktivitasnya. Gambar pemandangan pada muka uang kertas itu agaknya diambil dari sudut Kota Ternate, di kawasan Pantai Gambesi.

Pemandangan asli di sekitaran Pulau Maitara itu sendiri sejatinya jauh lebih indah dibanding yang terlukis pada pecahan terkecil uang kertas rupiah. Dikelilingi pantai bersih berpasir putih, yang jauh dari kesan tercemar, ombak di kawasan wisata itu juga tergolong sedang, tidak terlalu besar.

Laut Pulau Maitara juga sangat menawan. Airnya biru bersih, sehingga menampilkan pemandangan bawah laut, berupa habitat ikan-ikan yang sibuk berenang ke sana kemari. Jika Anda menyelam ke dalam laut Pulau Maitara, pesona terumbu karang pun akan langsung menyergap.

Menjelang sore pemandangan di sekitar Pulau Maitara bakal terlihat semakin indah. Langit terang kemerahan, ditimpali oleh sejuknya udara pantai yang berhembus lembut. Pancaran indah sinar laut pun ikut memanjakan mata Anda.

“Saya melihat keindahan di salah satu puncak tertinggi di Ternate, menatap Pulau Maitara dan Tidore. Pemandangannya luar biasa indah dan ikonik. Karena spot pemandangan ini persis sama dengan yang di pecahan uang kertas Rp1.000. Kita juga akan melihat Sail Tidore yang menjadi magnet kebangkitan ekonomi kita,” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno.

Tidak hanya itu, di titik Menparekraf Sandiaga berada, tepatnya di Danau Ngade, Kelurahan Fitu, terlihat latar depan sebuah danau yang tidak tampak di uang kertas Rp1.000 tersebut.

“Namun ada yang lebih spesialnya. Di titik ini kita bisa melihat Pulau Maitara persis seperti pecahan uang kertas Rp1.000 ditambah dengan Danau Laguna di depannya,” ujarnya.

Menparekraf Sandiaga pun menceritakan awal mula adanya destinasi dan spot foto di Danau Ngade. Awalnya, kata dia, lahan di destinasi wisata itu merupakan milik warga. Tapi kemudian masyarakat melihat potensi wisata di dalamnya, sehingga dikembangkan sedemikian rupa menjadi destinasi wisata.

“Yang menarik, lahan ini milik warga, milik Pak Ajid dan Ibu Rusdian, yang awalnya bukan destinasi wisata. Karena masyarakat melihat potensi dan banyak sekali warga melakukan pemotretan prewedding, akhirnya tempat ini menjadi destinasi wisata yang penuh inovasi,” ujarnya.

Menparekraf Sandiaga membeberkan, saat perhelatan KTT G20, sebelum meninggalkan Bali, Presiden Amerika Serikat Joe Biden, sempat mengatakan kepadanya bahwa Indonesia memiliki keindahan, sumber daya alam, dan keramahtamahan budaya yang luar biasa. Oleh karena itulah, Menparekraf Sandiaga berharap, hal itu bisa senantiasa dihadirkan dan dioptimalkan di titik-titik wisata Indonesia.

“Kami akan dorong ini bersama Pak Wali Kota, kita kembangkan Ternate, Maluku Utara, sebagai provinsi terbahagia di Indonesia, terendah inflasi, terendah pengangguran, dan tertinggi pertumbuhan ekonominya. Kita akan pastikan untuk mampu menciptakan 1,1 juta lapangan kerja tahun ini dan 4,4 juta lapangan kerja baru pada 2024,” katanya.

Objek wisata di Ternate tidak hanya pantai yang indah. Di Kota Ternate terdapat Kedaton Sultan Ternate, Masjid Sultan, kuliner hasil laut, buah duku yang manis, serta pemandangan alam dan kampung yang khas. Bahkan hotel-hotel modern sudah tersedia, lalu ada angkutan umum dengan jalan yang mulus memudahkan wisatawan mengelilingi kota tua yang berada di kaki Gunung Gamalama itu.

Walaupun ibu kota sudah pindah ke Sofifi, di pulau seberang, sebagian besar pegawai pemerintahan tetap tinggal di Ternate. Untuk pergi-pulang ke kantor di Sofifi, tersedia angkutan laut yang siap menyeberangkan mereka di waktu pagi dan sore hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *