Batam, Owntalk.co.id – Dua perusahaan asing dalam waktu dekat akan berinvestasi di kota Batam, keduanya dalah PT Qspac Los Angeles Industri dari Amerika Serikat dan PT Apollo Solar Indonesia dari Taiwan dan Tiongkok.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Kepri, Ma’ruf Maulana menyebut bahwa kedua perusahaan besar itu masuk ke Batam setelah mendengarkan presentasi program BBK murah.
“Mereka tertarik dengan program BBK Murah yang kita tawarkan,” kata Ma’ruf
Jika ditotalkan, Ma’ruf menyebut kedua perusahaan itu akan membawa investasi di Batam pada tahap awal mencapai Rp 2,7 Triliun. Dengan jumlah kebutuhan tenaga kerja mencapai 1.500 orang.
Kedua perusahaan ini akan beroperasi di kawasan Wiraraja Indonesia, di Punggur, Nongsa. Ada 10 buiding yang akan digunakan untuk perusahan tersebut.
“Untuk 10 building yang tengah tahap pembangunan akan kami gunakan sebagai sarana produksi kami di beberapa bidang industri, untuk masing-masing bulding ukurannya 1 hektar, jadi totalnya 10 hektar secara keseluruhan, saat ini kami sudah melakukan ekspansi bisnis ke industri baru terbarukan, stretch film, dan alat-alat kesehatan,” kata Ma’ruf.
Produksi kedua perusahaan ini berorientasi ekspor dengan tujuan negara-negara Amerika Latin dan Jepang. Dan Kadin masih terus berkoordinasi dengan sejumlah calon investor di Asia Timur, Eropa dan Amerika untuk bisa berinvestasi di Kepri.
BBK Murah akan tetap menjadi modal Kadin untuk menarik investor. “BBK Murah itu sudah terbukti mendatangkan investor, makanya ini akan tetap kita tawarkan ke investor lain,” katanya.
“Kita fokus bagaimana menciptakan lapangan kerja di Kepri, khususnya di Batam ini. Kalau semakin banyak investor masuk maka dipastikan akan semakin banyak tenaga kerja yang diserap,” tambahnya.
Terkait masalah tenaga kerja, Kadin akan menggandeng masyarakat tempatan untuk bisa bekerja di dua perusahaan tersebut. Tentunya, dengan kriteria yang sesuai dengan perusaan tersebut.
“Kita berharap warga tempatanlah yang paling utama untuk kita berdayakan. Jadi bagi lulusan perguruan tinggi Kepri yang ingin berkakir bersama kami, khususnya masyarakat Batam, itu yang kami utamakan,” tambahnya.
Menurut Makruf, lounching kedua perusahaan ini akan digelar pada November atau Desember mendatang. “Kalau tidak ada halangan, mungkin Pak Menko yang akan langsung meresmikan,” katanya.
Ia berharap dukungan penuh dari pemerintah daerah baik pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di Kepri untuk sejalan dalam hal mengembangkan investasi. Pemda harus memberikan relaksasi kepada pengusaha agar dunia usaha kembali bergairah. Misalnya birokrasi perizinan yang dinilai masih belum sesuai ekspektasi.
“Kami berharap perizinan itu lebih fleksibel, murah, cepat dan mudah. Jadi calon investor akan lebih tertarik untuk datang ke Batam atau ke Kepri pada khususnya,” katanya.
Demikian halnya dengan sejumlah pajak yang masih memberatkan dunia usaha. Misalnya pajak tempat hiburan dan restoran, PBB, PPJu dan pajak lain. “jujur, itu masih sangat mahal dan sangat memberatkan pengusaha. Harusnya pemerintah daerah memberikan relaksasi,” katanya. (*)