Polri Apps
banner 728x90

Ketum JMSI Sebut Bahasa Melayu Tulang Belakang Kebangsaan dan Kemerdekaan Indonesia

Batam, Owntalk.co.id – Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa mengatakan bahwa Bahasa Melayu merupakan  tulang belakang Kemerdekaan kebangsaan dan Kemerdekaan Indonesia.

Hal itu disampaikan dalam sambutannya di pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) JMSI di kota Batam, Jumat (18/3).

Teguh mengutip buku George McTurnan Kahin mengenai revolusi dan kebangsaan Indonesia. Kahin mencatat, ada dua tulang belakang yang memungkinkan revolusi menentang kolonialisme atas negeri hingga mencapai kemerdekaan.

“Bangsa dan negara ini dibangun oleh kisah-kisah yang dituliskan yang dilaporkan oleh pendahulu kita, kisah-kisah yang dijalin yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dimana  kisah senasib sepenanggungan di era penjajahan yang membuat kita bersatu,” kata Teguh.

Teguh menyebutkan bahasa yang sering digunakan untuk membangun persatuan dari catatan kahin ialah bahasa Melayu Pasar sering dipergunakan kalangan terdidik dan pelajar, tokoh pergerakan, dan pemimpin-pemimpin masyarakat di masa pra kemerdekaan.

“Dengan bahasa Melayu Pasar gagasan kebangsaan jadi mungkin untuk dipertemukan, diasah, dibumikan, dan akhirnya berhasil diperjuangkan,” sebut Teguh.

Teguh menambahkan beberapa waktu dirinya ke Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut) berkunjung ke museum perjuangan Pers.

“Disana saya melihat ada koran terbitan tahun 1919, tahun 1930-an sudah menyampaikan informasi menggunakan bahasa Melayu,” tambahnya.

Tulang belakang kedua yang berperan mengantarkan kemerdekaan Indonesia adalah Islam.  

Jelasnya dalam bukunya Kahin menyebutnya sebagai Muhammadanisme atau Agama Islam yang dianut oleh sebagian besar rakyat di negeri jajahan yang ketika itu bernama Hindia Belanda.

Islam memudahkan gagasan kemerdekaan dibumikan. Sebab, seperti semua agama langit lainnya, Islam mengajarkan bahwa derajat setiap manusia adalah sama dan tanpa membedakan.

“Dengan demikian, penjajahan yang dilakukan manusia atas manusia lain, penjajahan yang dilakukan satu bangsa atas bangsa lain, sudah pasti bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Dan karenanya harus dilawan,” terangnya.

Tambahnya, kesamaan bahasa dan agama inilah yang nantinya membantu mengantarkan kemerdekaan Indonesia.

“Kita harus bersyukur karena kita menggunakan bahasa yang sama untuk berkomunikasi sejak dulu. kita berharap kita akan terus seperti ini entah sampai kita mungkin sudah tidak ada lagi di muka bumi ini,” tutupnya