Kemendag mencatat, udang beku masih menjadi komoditas unggulan dengan nilai ekspor mencapai USD1,53 miliar atau sebesar 37,72 persen pada 2021. Posisi ekspor terbanyak kedua adalah kelompok cumi, sotong, dan gurita dengan nilai USD492,64 juta atau sebesar 12,14 persen. Berikutnya adalah tuna senilai USD323,08 juta, rumput laut USD219,11 juta, dan ikan beku USD194,13 juta.
Adapun negara tujuan ekspor komoditas perikanan di antaranya Amerika Serikat (AS) yang membukukan transaksi sebesar USD1,49 miliar atau 36,61 persen dari total nilai ekspor produk perikanan Indonesia ke dunia. Disusul RRT sebesar USD878,87 juta (21,67 persen), dan Jepang USD440,14 juta (10,85 persen). Kemudian negara-negara ASEAN, seperti Vietnam USD149,98 juta (3,70 persen), Malaysia USD123,19 juta (3,04 persen), dan Singapura USD87,476 juta (2,16 persen).
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyampaikan apresiasi dan mengungkapkan kesiapannya bersama Kemendag untuk mendorong UKM dalam melakukan ekspor. “Dengan pelepasan ini, diharapkan dapat meningkatkan semangat pelaku UKM di Jawa Timur untuk terus berkontribusi dalam pertumbuhan perekonomian melalui kegiatan ekspor. Langkah awal yang harus dilakukan pelaku UKM adalah dengan memperkuat kapasitas pada sisi riset produk dan riset pasar. Untuk itu, pelaku UKM dapat memanfaatkan Export Center Surabaya dalam mengoptimalisasi pelayanan informasi dan fasilitasi ekspor,” kata Emil.
Adapun Chief Sustainability Officer Aruna Indonesia Utari Octavianti menyampaikan, selain menjadi komoditas ekspor utama di Indonesia, rajungan juga merupakan komoditas produksi primer Aruna. Jumlah limbah rajungan yang dihasilkan pun tak kalah masif. Sehingga, dapat mengancam kelestarian lingkungan dan alam. Untuk itu, Aruna mengolah limbah cangkang rajungan menjadi produk pakan ikan yang memiliki nilai jual lebih.
“Sebagai one-stop-shop dan agregator perikanan yang meringkas rantai pasok dari nelayan tanah air ke pasar lokal dan global, bisnis Aruna diyakini hanya dapat bertahan jika Aruna peduli terhadap kehidupan para nelayan, keluarga mereka, dan kelestarian alam. Aruna Zero Waste Hub didirikan dan diresmikan sebagai salah satu wujud nyata dari komitmen Aruna untuk menjaga keseimbangan ekologis dan kelestarian alam,” ungkap Utari.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor hasil perikanan meningkat mencapai USD7,13 miliar pada 2022, seiring dimasifkannya pelaksanaan program terobosan. KKP juga akan menggelontorkan sejumlah bantuan guna mendorong produktivitas pelaku utama sektor kelautan dan perikanan.
Hingga November 2021, nilai ekspor perikanan tercatat di angka USD5,15 miliar dan prognosa sampai akhir 2021 sebesar USD5,45 miliar. Komoditas unggulan ekspor meliputi udang, tuna cakalang tongkol, cumi sotong gurita, rajungan kepiting, dan rumput laut. Sedangkan negara utama pengimpor produk perikanan Indonesia berdasarkan nilainya adalah Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, ASEAN, dan Uni Eropa.
Halaman selanjutnya…