Polri Apps
banner 728x90

Ada Peluang Cuan di Kenaikan Harga Minyak Mentah

Jakarta, Owntalk.co.id – Harga minyak mentah dunia cenderung terus melambung. Kondisi itu dipicu adanya kekhawatiran kekurangan pasokan komoditas tersebut di pasar global. Pemicunya adalah ketegangan antara Rusia dan aliansi negara-negara barat di Ukraina.

Terjadinya eskalasi di negara bekas pecahan Uni Soviet itu berpotensi mengganggu pasokan migas di negara-negara Eropa sehingga menyebabkan munculnya kekhawatiran pasokan emas hitam dan telah mendongkrak harga komoditas tersebut.

Meskipun dunia kini masih menghadapi wabah pandemi Covid-19, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman April 2022 naik 0,38 persen ke level USD91.46 per barel. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Maret 2022 naik 0,49 persen ke level USD90.71 per barel.

Eskalasi di sejumlah belahan dunia dan terjadinya kendala produksi telah memunculkan beberapa spekulasi terhadap komoditas tersebut. Bahkan analis Goldman Sachs memperkirakan, minyak mentah jenis Brent bisa mencapai ke level USD100 per barel pada kuartal ketiga ini.

Dalam laporan bulanan pada Januari, OPEC—produsen negara-negara minyak dunia–telah menyampaikan bahwa perkiraan permintaan minyak dunia akan naik 4,15 juta barel per hari (bph) tahun ini.

Khusus tahun ini, seperti dilansir dari IEA Oil Market Report, laporan itu menyebutkan permintaan minyak dunia pada 2022 sebesar 99,4 juta barel per hari, lebih tinggi dari permintaan 2021 sebesar 96,5 juta barel per hari.

Bagaimana dengan posisi Indonesia di tengah kenaikan harga minyak mentah dunia? Tentu saja kenaikan harga komoditas itu juga berpengaruh terhadap sejumlah asumsi yang telah ditetapkan sebelumnya termasuk postur APBN 2022.

Halaman selanjutnya…