Menurut dia, jumlah ASN saat ini terus menurun karena PNS yang pensiun tidak sebanding dengan jumlah yang direkrut. Namun, dengan transformasi penggunaan teknologi informasi (IT) dan digitalisasi pelayanan publik, maka diharapkan pelayanan publik/masyarakat dapat terus berjalan dengan baik.
“Jadi, kedepannya formasi pegawai negeri sipil (PNS) akan tidak gemuk, karena penggunaan IT dan digitalisasi pelayanan publik. Saat ini dengan pelaksanaan reformasi birokrasi, jabatan eselon 4 dan 3 sudah dihapuskan, diganti dengan pejabat fungsional,” ujarnya.
Formasi ini, kata dia, diharapkan dapat membuat PNS bekerja lebih efektif dan efisien dalam melaksanakan pelayanan, tugas, dan fungsinya. Artinya, pekerjaan yang sifatnya administratif, rutinitas, dan repetitif serta memiliki prosedur operasi standar yang jelas menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku dapat digantikan dengan teknologi.
Rencana mengganti PNS dengan robot pertama kali disampaikan Jokowi pada November 2019. “Saya sudah perintahkan juga ke Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) agar birokrasi diganti dengan artificial intelligence, kalau diganti artificial intelligence birokrasi kita lebih cepat, saya yakin itu,” kata Jokowi di Jakarta, Kamis, (28/11/2019).
Berselang sekitar dua pekan, Jokowi kembali menyampaikan hal serupa. Menurut dia, Indonesia butuh sistem birokrasi yang cepat, sederhana, dan tak bertele-tele. Dia pun yakin penggantian Eselon 3 dan 4 dengan robot bukanlah sesuatu yang sulit dilakukan.
