Telantarkan Konsumen, Lik Khai Minta BP Batam Cabut Alokasi Lahan yang Diberikan ke Oxley

Berita Terkini Batam

Batam, Owntalk.co.id – Menanggapi persoalan pengembang apartemen Oxley Convention City yang kini telah berganti nama menjadi One Avenue, Sekretaris Komisi I DPRD Kota Batam, Lik Khai dengan tegas meminta kepada BP Batam untuk segera mencabut alokasi lahan yang telah diberikan kepada pengembang apartemen tersebut, Rabu (01/09/2021).

Pasalnya, developer Oxley Convention City yang kini telah berganti nama menjadi One Avenue. Memiliki reputasi yang buruk lantaran tidak memenuhi komitmennya untuk menyelesaikan pembangunan apartemen yang telah dijanjikan kepada konsumennya.

“Jika suatu lahan di Batam yang sudah sekian tahun diberikan namun tak kunjung dibangun, BP Batam berhak untuk mencabutnya,” ungkapnya, Selasa (31/8/2021).

Lanjut Lik Khai, sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwasannya dalam beberapa tahun belakangan tidak ada terlihat pembangunan berarti di lokasi proyek tersebut. Hal itu lantaran kontraktor pengembangan proyek asal Singapura diduga terlibat skandal dan konspirasi dalam pembangunan apartemen tersebut. Pengembangan kawasan seluas dua hektare ini awalnya direncanakan menghadirkan bangunan apartemen, ruko dan juga perkantoran yang terintegrasi satu dengan yang lainnya.

“Sudah ada kurang lebih 500 pembeli yang berminat dan sudah menyetorkan uang mereka demi untuk memiliki apartemen di lokasi strategis itu. Namun hingga kini progres pembangunannya belum nampak. Jika dikalkulasikan dengan jumlah konsumen yang telah menyetorkan uangnya masing-masing sebesar Rp300 juta, maka uang yang sudah mereka dapatkan dari konsumen sejumlah Rp150 Milyar,” jelasnya.

Baca Juga :

Lik Khai juga mengatakan, berdasarkan pernyataan dari kuasa hukum PT. Oxley Karya Indo Batam, Nur Wafiq Warodat pada saat RDP di Komisi I DPRD Batam bahwasannya bos lamanya itu sekarang sudah pailit.

“Kuasa hukumnya pada saat RDP bilang bos lamanya sudah pailit, dan saat ini sudah di akuisisi oleh PT Wiwoa Miti Karya Batam. Lalu, yang menjadi persoalannya sekarang adalah kemana uang yang telah diserahkan konsumen kepada Oxley yang jumlahnya ratusan milyar tersebut,” tutupnya. (Haykal)