Batam, Owntalk.co.id – Sebuah curhatan mengejutkan datang dari seorang pekerja PT Philips, Panbil – kota Batam, kepada Kantor Berita Owntalk. Senin, (7/6/2021).
Pekerja yang enggan disebutkan namanya itu menceritakan bahwa dirinya dan rekan-rekan kerjanya telah dilock down di dalam kawasan selama 3 bulan lebih.
” Rutinitas kami hanya kerja di PT dan pulang ke Dormitori, itu saja,” kata dia pada kantor Berita Owntalk
Wanita asal Sumatera Utara tersebut mengaku telah 3 tahun bekerja di PT Philips sebagai operator. Sebenarnya dia sempat menjalani lockdown dari perusahaan itu di tahun 2020.
“Waktu itu, nyaris 1 tahun kami tak diperbolehkan keluar, sampai ada kawan yang posting di FB dan viral, barulah peraturan itu jadi kendor,” cerita dia
Terakhir, kata dia, Selama bulan Januari 2021 hingga bulan Maret, masih diperbolehkan keluar dari kawasan pada hari Senin sampai Rabu dengan batas waktu pukul 4 sore.
” Per April, aturan lockdown dan tak diperbolehkan keluar sama sekali kembali dilakukan perusahaan, alasan perusahaan karena banyak yang positif,” kata dia
Bukan hanya tidak diperbolehkan keluar sama sekali, bahkan untuk memesan makanan dari aplikasi saja tidak diperbolehkan.
” Kami merasa seperti di penjara, tak bisa keluar dari kawasan, sedangkan rekrutmen perusahaan bisa dilakukan dari luar,” tambah dia
Dia juga menyebutkan bahwa ada dugaan perusahaan melakukan monopoli untuk memasok segala kebutuhan seluruh karyawan disana.
Baca Juga :
- PT Timah Kembali Gelontorkan Permodalan Bagi UMKM
- PT Timah Pasang Penahan Abrasi di Pantai Pongkar
- PT Timah Dukung Praktikum Ekosistem Pesisir di Pulau Kelapan, Mahasiswa Observasi Langsung ke Alam
Namun, Pernyataan sumber Owntalk itu dibantah oleh salahsatu aktivis buruh di perusahaan tersebut. Dia yang juga enggan memunculkan namanya di media ini mengatakan bahwa keputusan Perusahaan untuk melakukan Lockdown adalah untuk kebaikan dari seluruh pekerja yang ada di perusahaan tersebut.
” Sebelum Lockdown pada Desember 2020 lalu, kami menghadapi badai besar paparan covid. ada 3 gelombang besar covid 19 yang menjangkiti pekerja di sana,” kata Aktivis buruh itu pada kantor Berita Owntalk
Terparah kata dia, 400 pekerja dinyatakan terpapar covid 19 dan harus dibawa ke RSKI Galang.
Bahkan Dia sendiri mengaku mengalami paparan covid 19 saat itu, Peristiwa itu menjadi pelajaran berharga baginya untuk benar-benar menjalankan protokol kesehatan dengan baik.
Setelah dilakukan lock down oleh perusahaan, kata dia, Paparan covid 19 terhadap karyawan pun mulai turun drastis.
Tak hanya itu, Aktivis buruh ini juga menyebutkan bahwa tiap Minggu perusahaan selalu melakukan rapid antigen terhadap seluruh karyawan secara gratis. Hal ini memastikan bahwa karyawan benar-benar sehat untuk bekerja.
“Selain itu, kebijakan yang diterapkan perusahaan ketika ada karyawan yang terpapar akan dibiarkan menjalani perawatan tanpa ada pemotongan gaji. Saya pikir perusahaan sudah sangat mengupayakan agar pekerja benar-benar terhindar dari penyebaran virus covid 19 ini,” lanjut dia
Perusahaan pun sudah mempersiapkan segala kebutuhan pekerja selama berada diarea Dormitori, mulai dari foodcourt, tempat olahraga hingga tempat pangkas rambut.
“Sehingga, adanya lockdown ini diharapkan bahwa pekerja benar-benar bisa bekerja tanpa takut terpapar covid 19,” tutup dia. (Ack)