[Profil] – Bali Dalo SH, Pengacara Ternama Kepri Asal Waiburak

Profil Bali Dalo
Bali Dalo, SH Kisah perantau asal Waiburak yang sukses menjadi pengacara ternama di Kepri. (Foto : Julio/Owntalk)

“Saya sempat cuti satu tahun pas SMP. Terus munculah kesadaran dalam diri saya untuk sekolah saat melihat teman-teman saya yang sekolah. Akhirnya ada perpanjangan tahun dari Juni – Juli, saya masuk dikelas satu saat teman-teman seangkatan saya sudah kelas tiga. Ternyata saya masih mampu bersaing dengan anak-anak baru dan meraih juara dikelas. Saya juga pernah menjabat sebagai ketua osis di SMP,” kenang suami dari Prihyati itu.

Tamat dari SMP, Bali kemudian melanjutkan sekolahnya ke Sekolah Menengah Atas (SMA) N 01 Tarakan, Kalimantan Timur. Dirinya berpindah ke Kalimantan Timur mengikuti ayahnya yang pergi merantau setelah tak lagi menjabat sebagai PNS. Kehidupan sekolah Bali SMA tidak jauh berbeda dengan kehidupannya di SMP. Dirinya masih menjadi anak yang aktif dalam berorganisasi di SMA serta juga dikenal dengan anak yang cerdas. Bahkan dirinya juga tak bisa jauh-jauh dari pemilihan ketua kelas, karena bagaimanapun, dirinya lah yang akan selalu ditunjuk sebagai ketua kelas.

Meminjam salah satu pepatah, roda kehidupan itu terus berputar. Terkadang kita akan berada diatas dan terkadang kita akan berada dibawah. Tidak seorangpun mengetahui nasib kita kedepannya. Begitulah yang dirasakan Bali Dalo kala Ayahnya berhenti menjadi Pegawai Negeri dan merantau ke Kalimantan. Hidup susah mulai dirasakan Bali saat dirinya bertekad untuk kuliah setelah menamatkan masa SMA nya.

Sang ayah yang masih berada di Kalimantan sedangkan Bali kembali ke kampung halamannya di NTT untuk melanjutkan kuliah. Tidak memiliki cukup dana untuk melanjutkan kuliah, akhirnya Bali pun terpaksa meminjam uang kesana kemari agar mendapatkan tambahan uang. Usahanya berbuah manis, berkat kegigihan nya dalam berusaha, akhirnya Bali dapat melanjutkan pendidikannya di Universitas Nusa Cendana jurusan Hukum. Selama kuliahpun Bali masih aktif diberbagi organisasi kampus, salah satunya adalah organisasi senat. Dirinya juga pernah mendapatkan beasiswa Supersemar sebanyak dua kali.

Jurusan Hukum yang dipilih Bali sebagai objek pembelajarannya kala itu dikarenakan tetangganya yang merupakan lulusan hukum dapat membela ayahnya saat terjerat masalah hukum. Dirinya yang masih kecil kala itu melihat kejadian yang mengagumkan secara langsung dan betapa takjubnya Bali akan profesi pengacara. Menurutnya, dengan menjadi pengacara maka dirinya akan disegani dan dapat melindungi keluarganya. Hal itulah yang menjadi landasan utama mengapa Bali memilih kuliah jurusan Hukum. Disamping karena kejadian yang membuatnya ingin berkuliah hukum, juga dikarenakan dirinya adalah anak yang cerdas dan pandai berbicara di depan umum.

Lika liku kehidupan yang pahit sempat dirasakan Bali ketika ia berstatus sebagai mahasiswa. Bagaimana tidak, kala itu, Bali bahkan sempat memakan nasi basi yang kemudian dipanaskannya kembali untuk menjanggal perutnya yang tengah meraung meminta makan serta memakan nasi yang berlaukan ‘gula halus’. Hal itu dilakukannya karena tak terlalu memiliki cukup uang untuk makan di kos.

”Dalam ketiadaan itu ya saya pernah sampe harus makan nasi basi yang dipanaskan. Gula pasir yang ditaburkan di atas nasi sebagai pengganti lauk sudah biasa saya lakukan. Kalo mencuri untuk makan, saya gak mau,” tutur pria yang gemar berspeda dan bulu tangkis itu.

Beruntungnya, untuk masalah biaya kos, sang ayah masih mampu mengiriminya uang. Sehingga Bali terkadang hanya kesulitan dalam mencari makan. Meskipun sulit, tak pernah terlintas sedikitpun di pikiran Bali untuk mencuri. Menurutnya kejujuran itu hal yang patut di junjung tinggi dalam kehidupan. Bersama dengan teman-temannya semasa kuliah, terkadang mereka bisa mencicipi makan-makanan enak apabila ada suatu acara yang diadakan di Mesjid ataupun Gereja sekitar.

Sebagai mahasiswa, Bali paham betul bahwa mereka harus tetap kelihatan rapi dan ceria ketika berangkat untuk memulai belajar, namun pikiran berat mulai menghantui kala tiba waktunya pulang. Ya, mulai memikirkan, akan diisi apa perut ini ..

“Mahasiwa itu ya, Cerah dalam gaya, tapi luar biasa dalam aksi. Karena tidak semua mahasiswa itu kaya kan, ” kata pepatah yang dilontarkan Bali mengenai nasib sebagai mahasiswa.

Baca Halaman Selanjutnya …