Jakarta, Owntalk.co.id – IHS Markit memberikan kabar menggembirakan bagi upaya negara ini menuju pemulihan. Dalam keterangan tertulisnya yang dirilis Kamis (1/4/2021), lembaga itu melaporkan aktivitas manufaktur Indonesia seperti tecermin dalam Purchasing Managers’ Index (PMI) berada di 53,2 pada Maret 2021.
Artinya, PMI Indonesia mengalami kenaikan yang cukup tajam dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 50,9, sekaligus menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah pencatatan PMI oleh IHS Markit, yaitu sejak April 2011. Indeks di atas 50 menandakan bahwa industri manufaktur berada dalam level ekspansif.
“Perbaikan yang menembus rekor ini didorong oleh pertumbuhan pesanan baru (new orders) dan produksi (output). Keduanya mencapai angka tertinggi sejak survei dilakukan. Produksi meningkat lima bulan beruntun karena dorongan permintaan baru,” sebut keterangan tertulis IHS Markit tersebut.
- Endipat Wijaya: Provokator Ingin Ganggu Stabilitas Bangsa, PPN 12 Persen Hanya untuk Barang Mewah!
- Polda Kepri Gelar Upacara Peringatan Hari Ibu ke-96
- Konflik Pulau Rempang: DPR Desak BP Batam dan Pemkot Batam Bertanggung Jawab
Menurut Direktur Ekonomi IHS Markit Andrew Harker, ada tiga poin penting terkait kenaikan signifikan PMI Indonesia pada Maret 2021. Pertama, kenaikan paling tajam pada output dan pesanan baru selama survei satu dekade. Kedua, ketenagakerjaan yang stabil, serta ketiga, kenaikan tercepat pada biaya input sejak Oktober 2018. “Sektor manufaktur Indonesia mengakhiri kuartal pertama tahun ini di posisi tinggi, perusahaan meningkatkan produksinya untuk menanggapi masuknya pesanan baru paling kuat dalam survei selama satu dekade,” jelasnya.
Andrew menambahkan, tercatat rekor perbaikan pada sektor kesehatan yang dipacu dengan permintaan baru dan output. “Sejauh ini, keduanya naik pada kisaran terbesar dalam periode survei satu dekade. Produksi naik selama lima bulan berturut-turut, dengan panelis umumnya mengaitkan ekspansi terkini dengan kenaikan permintaan baru,” imbuhnya.