Jakarta, Owntalk.co.id – Kabar terbaru mengenai wacana revisi UU ITE yang ternyata dikeluarkan dari Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas 2021 oleh Badan Legislasi DPR RI.
Hal ini membuat publik bertanya mengenai keseriusan presiden Jokowi terhadap pernyataan nya beberapa waktu lalu terkait wacana ini.
“Padahal, wacana revisi UU ITE itu muncul karena dalam penerapannya memicu ketidakadilan di masyarakat,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin, Rabu, 10 Maret 2021.
Masyarakat, sambungnya, seperti dijebak oleh Presiden Jokowi yang telah mengembuskan wacana revisi namun urung dimasukkan ke Prolegnas Prioritas 2021.
- Polresta Barelang Tetapkan Dua Tersangka Kasus Penganiayaan Sadis ART Asal NTT di Batam
- Bidang Hukum PK NTT Batam Berang, Majikan Paksa ART Makan Kotoran Anjing dan Minum Air Kloset
- Ketua DPRD Kepri Iman Sutiawan: Gerindra Akan Kawal Kasus ART Sumba Sampai Tuntas
“Itulah. Saya katakan masyarakat jangan terjebak dan dijebak. Jangan terlalu sering dikasih angin surga. Harusnya jika Jokowi mau merevisi, maka revisi itu dieksekusi. Bukan malah tak jadi,” ujarnya.
Revisi UU ITE dipastikan tidak masuk dalam daftar rancangan undang-undang Prolegnas Prioritas 2021 yang disepakati pemerintah, DPR, dan DPD. Menurut Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, rencana revisi UU ITE masih harus dibahas oleh pemerintah.
“Soal UU ITE, Pak Ketua, ini lagi dibahas dan dilakukan public hearing. Ini kan ada kaitannya juga dalam RUU KUH Pidana yang sudah kita bahas secara mendalam,” kata Yasonna dalam rapat kerja Baleg DPR, Selasa, 9 Maret 2021. (***)