[Puisi] – Tentang Perjalanan Kembali

berita terkini batam
Muhammad Sabri (Foto: Owntalk)

Tentang Perjalanan Kembali

Bukan awal bukan akhir di setiap pergantian,
Baik untuk temu maupun rindu,
Pejalan malam sibuk dengan kantuknya,
Pagi dan petang menjadi ragu,
Akankah subuh esok masih bisa menggerutu.

Pukul 14:46 dari landasan menembus awan.
14:37 bercerita tentang angkasa dan tawa
14:40 krik duar(mesin pesawat meledak)hilang dari radar

Jam malam 20:20 pedagang dan beberapa remaja sibuk menyeka sejuk
20:22 menuangkan kuah sate dan yang lain sibuk mengantri
20:23 bangunan bergoyang, matrial bangunan berjatuhan,
Tolong, tolong sreeet tertimpa batuan

12 dan 13 januari 2021
Alih alih tiduran dimusim hujan,
16:00 dan 19:00 air kuning bouksit datang tak di undang(suara tangis)beberapa rumah warga tertimbun tanah.

Kepada nyawa dan lara
Kami adalah air mata,
Yang pana menuju peraduan
tiba kemudian kembali
Menjelma kemudian berlalu.

Adalah perjalanan keabadia beberapa saat.
Dari tanah kemudian menembus cakrawala,
Di bawa angin melalui pucuk awan,
Teduh tenang bersama Tuhan

Dari udara kami terempas
Di air kami lemas,
Celah bangunan beton kami terhimpit dan terjepit,
Pembuluh darah pecah tenggorak retak, tulang memutih, sampai tangis tak bersuara.

Dari bumi ke angin,
Menatap mentari lalu menukik ke kelautan,
Berlabuh di ribaanNya

Kepada lara
Doa dan asap dupa kami nyalakan,
Kepada coretan-coretan nama yang akan di hadiahkan,
Adalah perjanjian singkat ke surga.
Tempat semesta kembali,
Sekarang, lusa atau pun lima detik lagi.

Muhammad Sabri, Pulau sentut, perbatasan Indonesia Laut natuna, 22 Januari 2021

Exit mobile version