Batam, Owntalk.co.id – Seorang wartawan berhelm merah mencuri perhatian di Aksi Damai Aliansi Mahasiswa Kota Batam pada Kamis, (8/10/2020). Ia diteriaki oleh massa karena dianggap menghalangi penglihatan mahasiswa akan penandatanganan tuntutan yang mereka sampaikan. “Woi, helm merah minggir!” teriak mereka. Tidak hanya untuk si helm merah, mahasiswa juga meminta wartawan lain untuk tidak menutupi Ketua DPRD Kota Batam dan mahasiswa lain yang sedang berdiskusi di depan.
Beberapa wartawan langsung mundur bahkan ada yang meninggalkan lokasi. Namun, ada yang tetap bertahan dan melanjutkan meliput. Seorang polisi juga sempat membantu dengan meminta agar para wartawan sedikit mundur. Karena masih saja ada yang berteriak, Ikhwanul Hafizh yang merupakan demonstran juga mantan Presiden Mahasiswa Politeknik Negeri Batam, mengambil sikap. Ia langsung berdiri dan menyampaikan kepada rekan-rekannya untuk tetap menghormati para wartawan.
Menurutnya peran wartawan juga penting agar aksi mereka bisa dilihat dan tersampaikan kepada masyarakat. “Sejatinya wartawan dan massa aksi sebenarnya sama-sama berjuang. Hanya caranya beda. Aksi hanya bisa dilihat dari peserta aksinya saja. Kalau dibantu teman-teman wartawan, dunia bisa melihat,” katanya kepada Owntalk.co.id Kamis, (8/10/2020) malam, lewat pesan Instagram.
Saleh Sulaiman (35), si helm merah, juga memberi tanggapan terhadap tindakan mahasiswa sore tadi. “Sebenarnya bukan helm merahnya, tapi lebih kepada wartawannya. Tindakan adek-adek mahasiswa tadi (menyuruh minggir wartawan yang meliput) membuat banyak teman-teman wartawan kecewa. Siapa yang akan melihat aksi mereka kalau tidak didukung wartawan,” tuturnya kepada Owntalk.co.id.
Namun, Sulaiman mengaku tidak tersinggung. Menurutnya kejadian seperti itu biasa terjadi di lapangan. “Itulah wartawan. Mau dipuji ataupun dihina, harus tetap bekerja sesuai profesinya,” pungkasnya.
Setelah demo bubar, mahasiswa yang ikut meneriaki si helm merah terlihat menyapa Sulaiman dengan ramah.