Batam, owntalk.co.id – Peralihan pengelolaan air bersih di akhir masa konsesi PT ATB dan BP Batam mendapat penolakkan dari sejumlah pihak yang merasa khawatir dengan kestabilan suplai air bersih dikota Batam. Kamis, (10/9).
Mereka mengecewakan langkah BP Batam yang melakukan pelelangan untuk 6 bulan saja pengelolaan air di kota Batam kepada PT Moya Indonesia.
“ Seharusnya perpanjang saja kontrak 6 bulan itu ke ATB, sebagai bentuk apresiasi BP Batam selama 25 tahun ATB mengelola air di kota Batam,” Kata Alfan Mujib, Ketua Perindustrian dan Perdagangan Kadin Provinsi.
Alfan menyebutkan langkah BP mengalihkan pengelolaan air selama 6 bulan ke PT Moya tersebut sangat riskan mempertaruhkan pelayanan air untuk masyarakat dan industri.
“‘terutama kami yang membidangi Perindustrian di Kadin terus mendapatkan masukkan dan kekhawatiran dari pelaku usaha,” sebut Alfan.
Kekhawatiran tersebut kata dia berikut dengan alasan pelaku usaha yang khawatir suplai air bersih terhenti atau macet dimasa peralihan 6 bulan itu.
Langkah ini dinilai terlalu terburu-buru dan tak mempertimbangkan dampaknya terhadap kualitas pelayanan air bersih di Kota Batam pasca Konsesi ATB berakhir. Pasalnya, transisi yang tak mulus dapat membuat layanan air bersih di kota Batam terganggu.
“ PT Moya hanya diberi waktu Bekerja selama dua bulan untuk mempersiapkan SDM, infrastruktur dan lainnya. Kami pesimis kalau ini tidak mengganggu pelayanan suplai air,” lanjut dia.