Batam, owntalk.co.id – Eka Anita Diana, S.Pdi, BK dulu dikenal sebagai aktivis dakwah dilingkungannya. Wanita kelahiran Jember 1969 itu memang terlahir dari salah satu keluarga besar Nahdhotul Ulama di Jawa Timur.
Begitulah, wanita yang akrab disapa Anita itu memulai perkenalannya dengan owntalk.co.id pada Jum’at, (7/2/2020).
“ Bapak saya Almarhum Muhamad Arlies dan ibu saya Hj Siti Nur Chomsatun, merupakan Anak dari KH Syamsul Arifin ( salah satu tokoh NU di Jawa Timur,” Kata nya memulai pembicaraan.
Silsilah tersebut diperkuat lagi dengan Eyangnya, KH Sumber dari Bangkalan merupakan Ulama yang disegani di kampungnya. Secara otomatis, Anita mengaku sejak kecil dirinya sudah di gembleng dengan Pendidikan agama yang kental.
Hijarah ke Kepri, di Tanjung Pinang Anita mengaku telah mengabdikan dirinya pada perjuangan ditengah masyarakat. Sejumlah organisasi dan aktivitas telah digelutinya, tujuannya memberikan manfaat untuk orang banyak.
“ Saya tergabung dalam kwartir nasional yang bertugas di Provinsi Kepulauan Riau dan ikut serta memajukan gerakan Pramuka di kepulauan riau, Selain itu saya juga pernah aktif dan berkecimpung di Fatayat NU, Muslimat NU, Pembina IPPNU, Pembina IPNU, anggota MUI Kab Bintan, Sekretaris Dekranasda Kab Bintan, Pembina HMI Provinsi Kepri, Pembina Komunitas nelayan laut biru provinsi kepri, sekretaris KPPI Kab Bintan, Pembina BLM (Badan Legislatif Mahasiswa) dan BEM ( Badan Eksekutif Mahasiswa ) Prov Kepri, anggota IWAPI Prov Kepri, bermitra dengan berbagai LSM yang ada di Kepulauan Riau salah satunya LSM Pelanduk dan pemuda tempatan Prov Kepri, tergabung dalam organisasi GRIB Prov Kepulauan Riau sebagai OKK,” Jelasnya memaparkan
Isteri dari Jemikan itu mengaku perjumpaannya dengan anak-anak yang kurang mendapat perhatian membuat ia memutar haluan menjadi aktivis sekaligus sahabat bagi anak dan perempuan di Kepri. Perjuangannya kini berfokus pada pemenuhan dan perlindungan terhadap hak anak dan perempuan.
“ Saya membangun Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Bunga Rampai Untuk menjadi bagian dari perjuangan setiap anak/ perempuan yang membutuhkan pendampingan hukum, kehidupan yang bermartabat dan memiliki masa depan.
Kegelisahannya berkecamuk, manakala melihat banyak anak putus sekolah dan menjadi gelandangan, sebagian karena faktor ekonomi, keluarga bercerai dan melibatkan Anak sebagai korban keterlantaran. Hal itu mendorong ia untuk berbuat sesuatu dengan memberikan pendidikan alternatif bagi anak-anak tersebut. Kemudian di tahun 2010, Anita mendirikan yayasan yang bergerak untuk melindungi anak dan perempuan Tuna Susila. Yayasan tersebut memberikan pendidikan informal bagi anak-Anak tersebut, dan berupaya membantu merehabilitasi mentale mereka.
Tak hanya Anak-Anak, Begitu juga pada pekerja Tuna Susila,” Mereka diberikan pelatihan dasar hardskill agar siap kembali ketempat nya dan mulai menata hidup baru,” Jelas Anita
Hingga kini, aktivitas itu terus dilakoni Anita dan telah banyak berkontribusi terhadap masyarakat di Kepri. (Ack)