Bank Sampah Sei Beduk promotori Sadar Tempat Wisata di Tanjung Piayu Laut

berita terkini batam
(foto: owntalk)

Batam.owntalk.co.id – Ekosistem laut benar-benar terancam dengan kehadiran sampah plastik yang kita buang sepanjang waktu. Sampah yang berasal dari darat itu, kemudian masuk ke perairan laut dibawa oleh sungai, manusia, dan juga aktivitas industri yang ada di sekitar kawasan pesisir. 

“ Jika tidak segera di antispasi kedepannya kita akan kehilangan sumber kekayaan alam laut yang tergerus dengan plastik yang jumlahnya melebihi ikan.” Kata Dra.Sri Ekowati BR ketua pelaksana kegiatan bersih-bersih pantai Tanjung Piayu laut. Minggu,(25/8/2019) 

Ekowati dan kawan-kawannya berasal dari kelompok Bank Sampah Sei Beduk. Mereka melakukan kegiatan gotong royong membersihkan tepi pantai dan sampah yang menumpuk dibawah rumah penduduk. Kegiatan itu kata dia adalah bentuk agenda kerja Bank Sampah Sei Beduk dalam rangkaian memperingati HUT kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 74

Lebih lanjut, Ekowati menjelaskan bahwa kegiatan itu dikemas dengan  perlombaan mengumpulkan sampah terbanyak. Sedikitnya kata Ekowati, seluruh yang hadir dapat mengumpulkan 700 kg lebih sampah yang bernilai ekonomis dalam kurun waktu yang singkat.

Suksesnya kegiatan tersebut pun tak lepas dari bantuan pihak-pihak lain.

Ekowati menyampaikan bahwa beberapa perusahaan seperti PT Epson menyumbang kegiatan tersebut dalam bentuk Masker, Sarung Tangan dan Plastik sampah. Selain itu, ada juga BPJS Ketenaga Kerjaan dan Kampung Berseri Astra yang menyumbang dana operasional masing-masing sebesar Rp.750 ribu dan Rp.930 ribu. 

Sementara itu, Budianto Ketua RW Tanjung Piayu Laut mengatakan antusias dengan kegiatan tersebut. Menurutnya dalam satu kali agenda pertama yang dilakukan oleh kelompok Bank Sampah di wilayahnya itu langsung mendapat dukungan dari masyarakat.

“ Senanglah, sangat senang sekali, malah ini sebetulnya akan jadi program saya juga nih. Saya nanti akan mengadakan tong-tong sampah perumah untuk menyeleksi jenis sampah yang bisa di jual dan yang tak bisa.” Kata dia 

Namun kata Budi, sejauh ini dirinya masih melihat kendala di armada pengangkutan yang disiapkan oleh pemerintah. Selain itu, Budi juga menuntut pemerintah untuk mendukung program Sadar Wisata yang sedang dicanangkan mereka disana. Dirinya meminta pemerintah dapat melihat potensi wisata yang dapat dikembangkan di wilayahnya. 

Bank Sampah menjadi Solusi penekanan limbah plastik

World Economic Forum (WEF,2016) menyebut pada 2050 populasi ikan akan terus menyusut karena pencemaran limbah plastik dilaut. Sedangkan Menurut Jenna R Jambeck dalam bukunya “Plastic Waste Inputs from Land into the Ocean”, Indonesia adalah negara kedua di dunia yang menyumbang sampah plastik terbesar ke lautan.

Masih menurut WEF, hanya 14 persen dari total sampah plastik dunia yang bisa dan sudah dilakukan daur ulang. Sementara, Bank Dunia (2016) menyebutkan, sebanyak 400 ribu ton sampah plastik diperkirakan masuk ke perairan Indonesia setiap tahun.

Sayangnya, hingga saat ini belum ada regulasi untuk pembatasan plastik dalam kehidupan keseharian. Itu berbeda dengan 60 negara di dunia yang saat ini sudah berkomitmen untuk melepaskan dari ketergantungan plastik melaui peraturan pembatasan penggunaannya.

Sementara itu, banyak sekali Bank-Bank sampah yang bekerja secara mandiri tanpa adanya bantuan dari Pemerintah.  Seperti di Batam, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kota Batam hanya terpantau membantu pada tahap membeli sampah ekonomis yang dikumpulkan dari tiap-tiap Bank Sampah. Mereka belum bergerak sampai pada tahap penanganan sampah plastik melalui kampanye, penyuluhan, sosialisasi, dan pembentukan kelompok-kelompok baru Bank Sambah. (ack)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *