Batam, Owntalk.co.id – Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Tanjung Uncang mengecam tragedi kebakaran kapal MT Federal II di PT ASL Shipyard Batam yang menelan 10 korban jiwa dan puluhan luka-luka. Mereka mendesak pemerintah, perusahaan, dan aparat penegak hukum untuk bertindak tegas.
Ketua LPM Tanjung Uncang, Abu Hurairah, menegaskan bahwa perusahaan harus bertanggung jawab penuh dengan memberikan santunan yang layak kepada seluruh korban, baik yang meninggal dunia maupun yang mengalami luka-luka.
“Perusahaan harus bertanggung jawab penuh atas musibah ini. Santunan dan jaminan bagi keluarga korban adalah wujud kepedulian dan tanggung jawab moral yang tidak bisa diabaikan,” tegasnya.
LPM Tanjung Uncang menyatakan dukungannya terhadap investasi, namun menekankan pentingnya aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bagi para pekerja.
“Kami sangat mendukung investasi, tetapi kami juga berharap agar para pelaku investasi lebih memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan bagi pekerjanya,” ujar Abu Hurairah.
Koordinator Bidang Ketenagakerjaan LPM Tanjung Uncang, Ismail Nolowala, menyoroti lemahnya pengawasan sebagai penyebab utama berulangnya insiden serupa. Ia mendesak Dinas Tenaga Kerja Kota Batam dan Provinsi Kepulauan Riau untuk meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan terkait penerapan standar K3.
“Kejadian ini bukan yang pertama. Kebakaran serupa pernah terjadi pada Juni lalu dan menewaskan empat orang. Sekarang terulang kembali dengan korban yang lebih banyak. Ini adalah situasi yang tidak bisa dibiarkan terus berlanjut,” ujar Ismail dengan nada prihatin.
LPM juga mendesak aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini dan menghentikan sementara aktivitas di kapal yang terbakar sampai semua persoalan terselesaikan. Ismail menegaskan bahwa jika perusahaan tetap melanjutkan aktivitas sebelum ada penyelesaian yang jelas, LPM bersama masyarakat siap melakukan aksi dan menutup akses masuk ke kawasan PT ASL Shipyard.
“Ini menyangkut nyawa manusia. Kami tidak ingin tragedi serupa kembali terjadi. Keselamatan pekerja harus menjadi prioritas utama,” pungkasnya.

