banner 728x90

Bahasa Lampung Terancam Punah dalam 36 Tahun

Ilustrasi penulisan bahasa Lampung. (Dok; ANTARA)

Indonesia menduduki posisi kedua sebagai negara dengan keanekaragaman bahasa terbanyak di dunia. Namun, kekayaan budaya ini terus tergerus oleh zaman. Baru-baru ini, Komunitas Berkat Yakin (Kober) Lampung, yang bergerak dalam seni dan budaya, mengungkapkan bahwa bahasa Lampung mulai mengalami kepunahan.

Dalam 36 tahun ke depan, bahasa Lampung diprediksi akan menghilang jika tidak ada upaya serius untuk mempertahankannya. Mengapa bahasa Lampung terancam punah? Berikut penjelasan dan penyebabnya.

Prediksi mengenai kepunahan bahasa Lampung bukanlah hal baru. Pada tahun 1984, Pakar Sosiolinguistik, Prof. Hasyim Gunawan, memperkirakan bahasa Lampung akan punah dalam tiga generasi, yang berarti sekitar tahun 2059. Data dari Badan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun 2022 juga menyebutkan bahwa 139 bahasa daerah di Indonesia terancam punah, termasuk bahasa Lampung.

Salah satu penyebab utama kepunahan bahasa Lampung adalah berkurangnya penutur asli. Generasi muda cenderung pasif dalam menggunakan bahasa Lampung, dan keluarga tidak lagi menggunakannya dalam interaksi sehari-hari. Akibatnya, penggunaan bahasa Lampung terputus pada generasi tua.

Selain itu, Lampung kini berkembang sebagai daerah multikultur yang menggunakan setidaknya enam bahasa lain dalam percakapan sehari-hari. Hal ini membuat bahasa Lampung semakin jarang digunakan.

Jika bahasa Lampung punah, dampaknya tidak hanya pada hilangnya alat komunikasi, tetapi juga pada kekayaan budaya. Nilai-nilai, tradisi, dan warisan budaya disampaikan melalui bahasa. Tanpa bahasa Lampung, generasi berikutnya akan kesulitan memahami kebudayaan terkait.

Misalnya, jika bahasa Lampung punah, anak cucu kita akan kesulitan memahami budaya yang tertuang dalam aksara Lampung. Seiring berjalannya waktu, eksistensi tradisi Lampung pun ikut menghilang. Sedih, bukan?

Masyarakat memiliki peran penting dalam mencegah punahnya bahasa Lampung. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyarankan beberapa langkah untuk mempertahankan eksistensi bahasa, antara lain:

  • Meningkatkan Kesadaran Masyarakat: Sosialisasi tentang pentingnya melestarikan bahasa daerah.
  • Pengajaran di Sekolah: Memasukkan bahasa daerah dalam kurikulum pendidikan.
  • Revitalisasi Melalui Kegiatan Budaya: Mengadakan acara rutin yang menggunakan bahasa daerah, seperti teater, sastra, dan musik klasik.

Di Lampung sendiri, berbagai usaha telah dilakukan untuk mencegah punahnya bahasa setempat. Salah satunya adalah mengadakan acara rutin untuk merevitalisasi bahasa ibu melalui berbagai bidang seni dan budaya.

Isu bahasa Lampung yang terancam punah bukanlah hal sepele. Kita semua bertanggung jawab untuk mempertahankan kekayaan budaya Indonesia.

Yuk, sama-sama mempelajari dan berusaha menggunakan bahasa Lampung dalam kehidupan sehari-hari! Dengan demikian, kita turut berkontribusi dalam menjaga warisan budaya untuk generasi mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *